Kamu sering mendengar kata muhasabah dan
sering diminta untuk bermuhasabah. Mari belajar mengevaluasi hidup, memang
tidaklah mudah. Disaat ingin instropeksi diri tapi tidak tahu caranya? Disini
akan disampaikan beberapa cara mengenali kekurangan diri secara mudah.
1. Carilah
Guru yang berpandangan luas tentang jiwa dan mengerti keburukan yang
tersembunyi.
Seorang murid jika ingin diperbaiki oleh
gurunya haruslah pasrah 100% pada guru. Terkadang guru meminta kamu melakukan
hal yang aneh dimana kamu tidak paham maksud serta tujuannya. Gurumu lebih
mengerti kekuranganmu sehingga kamu diminta untuk patuh karena gurumu lebih tau
perkembangan mentalmu dan juga perkembangan rohanimu. Ada sebuah kejadian
dimana ketika seorang guru dan murid pergi ke suatu tempat naik kendaraan tapi
pulangnya diminta jalan kaki, padahal jaraknya mencapai puluhan kilo. Itukan
keliahatannya tidak masuk akal apa si tujuannya? Tapi pastilah ada gunanya,
mungkin untuk membunuh egomu ataupun ketergantunganmu pada dunia dan
semacamnya. Gurumu yang lebih mengerti.
Guru itu seperti dokter dalam dunia
jasmani. kamu kan tidak paham dokter ini kok obat diminum sehari 3
kali ? kenapa tidak diminum 10 kali saja biar cepet sembuh. Dokterlah yang
lebih mengerti kamu jangan ngarang - ngarang sendiri kalau urusan obat. Sama
seperti rohani mungkin kamu punya rumus sendiri harusnya begini, ya tidak
seperti itu coba tanya yang ahli. Jangan - jangan kamu mau mengobati penyakit
hasutmu tapi jatuhnya malah jadi sombong. Yang tahu takarannya adalah guru,
maka jalan mudah mendeteksi kamu ada penyakit jiwa apa? Cari guru, itu akan lebih
mudah, Tapi bukan berarti jika tidak punya guru kamu tidak bisa muhasabah. Kamu
tetap bisa hanya saja akan lebih mudah dilakukan jika memiliki guru.
Kemungkinan apabila sulit mencari guru
karena gurunya sibuk mencari penghasilan tambahan dan macam-macamnya sehingga
susah ditemui, maka kamu bisa menggunakan cara kedua.
2. Carilah
seorang sahabat yang jujur, berpandangan luas dan beragama.
Sahabat yang kamu miliki haruslah
berpandangan luas, jika sahabatmu tidak berpandangan luas maka hasilnya akan
sama aja. Meskipun kamu dinasehati agar penyakit jiwamu hilang, ya mau
menasehati gimana kalau sahabatmu juga jiwanya berpenyakit ya akan sama saja
jadi silahkan bertangis - tangisan, makannya usahakan memiliki sahabat yang
wawasannya luas, jadi jika ada teman yang kelihatannya lebih mantap dan lebih
stabil menguasai mentalitas ruhaninya, ini yang kamu dekati dan jadikan sahabat
siapa tahu bisa membantu perkembangan ruhanimu, misalnya ada teman bilang aku
suka sekali sama temanku ini, dia orangnya jujur sekali. Maka dekati dia dan
belajarlah kejujuran dari dia mungkin bisa mengobati penyakit khianatmu.
Temanku ini dia tulus sekali, kamu dekati saja jadi teman mungkin bisa
memberikan tips padamu agar kamu terhindar dari sifat hasud. Caranya begitu
cari sahabat, cari teman yang berpandangan luas sesuai dengan kebutuhanmu dan
jangan lupa yang beragama, serius agamanya biasanya lebih mudah dipercaya.
Apabila kamu tidak memiliki guru dan juga
sahabat, maka masih ada cara ketiga yang bisa kamu lakukan.
3. Mengambil
faedah dari musuh
Dengarkan musuhmu ini adalah cara yang
cukup unik, musuh yang biasanya bisa cepat menemukan sifat burukmu.
Musuh itu akan selalu mencari kejelekmu ada dimana, berarti akan
mudah jika kamu ingin tahu dimana letak sifat burukmu. Cari musuhmu
dan tanyalah aku itu salah apa padamu? kemudian dengarkan
jawabannya. Oh berarti salahku disitu, jadi kamu bisa perbaiki kesalahanmu.
Memangnya kamu aku buat sakit apa? terus dia akan menjawab meskipun sambil
memaki tetap dengarkan saja sehingga kamu tahu kelemahanmu. Itulah cara
mengambil faedah dari musuhmu, tapi kalau tidak punya musuh ya kamu jangan
sengaja buat musuh.
Nanti kamu tidak punya musuh malah kamu
bikin musuh, ya bukan begitu caranya. kalau kebetulan ada orang yang tidak suka
sama kamu, yang benci sama kamu, kamu manfaatkan kebenciannya untuk kebaikanmu.
Selama ini kan kebencian kamu balas dengan kebencian juga sehingga yang kamu
dapet hanya rasa dendam. Sekarang kalau ada orang yang benci sama kamu biarkan
dia bicara banyak, memakimu dan bongkarlah semua sifat burukmu silahkan kamu
tunggu. Bersyukurlah kamu bisa muhasabah dan tidak perlu capek. Oh berarti
kelemahanku selama ini itu, oh berarti orang sakit hati kalo saya perlakukan
seperti itu, itukan namanya muhasabah, kamu sendiri kan tidak mengerti kalau
itu sebuah kesalahan. Makannya kalau kamu punya akun Media Sosial dan ada orang
memakimu, maka bersyukurlah karena ada orang ngasih pelajaran gratis sehingga
kamu mengerti keburukanmu, jadi kamu harus belajar memperbaikinya dan mengambil
faedah dari musuh-musuhmu.
4. Belajar
dari pengalaman ataupun tindakan orang lain saat bergaul dengan sesama manusia
Membaca realita tentang sebuah keburukan,
oh seperti itu jeleknya hasud itu berarti aku jangan begitu, oh seperti itu
rusaknya orang kalau saling membenci berarti aku jangan begitu. Itulah cara
mengenali kekurangan diri, jangan masuk ke lubang yang sama yang sudah dimasuki
orang lain dan mereka celaka. Mengapa kamu sering mengulang kesalahan yang
sama, karena kamu tidak belajar. Kamu suka beralasan bahwa yang dilarang kan
kalau melakukan kesalahan yang sama, kalo kesalahan oranglain ya tidak
termasuk. Sama saja meskipun itu orang lain yang celaka, kamu jangan mengulangi
itu. Tapi kan kamu sering bilang bahwa kamu merasakan kan dia yang celaka,
bukan begitu caranya.
Orang yang rugi itu adalah orang yang
mengulangi kesalahan yang sama, ini kan saya baru kesalahan pertama Begitu
katamu, ya tidak begitu kalau orang lain salah dan celaka dengan itu, masa
kamu juga mau ikut celaka, jadi belajarlah. Banyak pelajaran yang bisa kamu
peroleh bila kamu mau membuka mata dan membuka telinga. Hanya saja kamu tidak
peka atau bathinmu agak gelap sehingga tidak bisa membaca lebih jernih
pengalaman-pegalaman orang lain.
Jadi, ada 4 cara yang bisa kamu lakukan
apabila ingin mengingkatkan kualitas hidup dengan jalan mengenali kekurangan
yaitu :
a. Carilah
guru
b. Carilah
sahabat
c. Perhatikan
musuhmu
d. Perhatikan
pengalaman orang lain
Maka, setiap detik dalam hidup adalah
pelajaran demi pelajaran, tidak ada dalam kehidupan ini yang bukan merupakan
pelajaran untuk hidup menjadi lebih baik.
Salam Hamdallah.
Mr.Aribcc