Pada saat yang bersamaan ketika dia telah berada di
rumah itu, tiba-tiba dia mendengar suara lantunan Al Qur’an sedang dibacakan.
Rupanya suara itu berasal dari sang pemilik rumah yang sedang berdiri
bermunajat kepada Robb-nya.
Sang pencuri pun hanyut dengan lantunan ayat-ayat
Allah yang sedang dilantunkan, hingga ketika sampai pada ayat,
أَلَمْ يَأْنِ لِلَّذِينَ آَمَنُوا أَنْ تَخْشَعَ قُلُوبُهُمْ
لِذِكْرِ اللهِ وَمَا نَزَلَ مِنَ الْحَقِّ وَلَا يَكُونُوا كَالَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ
مِنْ قَبْلُ فَطَالَ عَلَيْهِمُ الْأَمَدُ فَقَسَتْ قُلُوبُهُمْ وَكَثِيرٌ مِنْهُمْ
فَاسِقُونَ (16)
“Belum
tibakah waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk tunduk hati mereka
mengingat Allah dan kepada kebenaran yang telah turun (kepada mereka), dan
janganlah mereka seperti orang-orang yang sebelumnya telah diturunkan al-kitab
kepadanya, kemudian berlalulah masa yang panjang atas mereka lalu hati mereka
menjadi keras. Dan kebanyakan diantara mereka adalah orang-orang yang fasik.”
(QS. Al-Hadid: 16)
Tidak terasa air matanya tiba-tiba berlinang, seakan
Allah mengingatkan dirinya secara langsung melalui ayat yang ia dengarkan tadi,
hingga akhirnya dia pun tersungkur jatuh.
Seketika badannya yang selama ini kokoh, menjadi
rapuh karena mendengar ayat tadi.
Dia pun berkata dalam hatinya untuk menjawab
pertanyaan Allah yang terdapat dalam ayat di atas,
“Wahai
Rabb-ku, saat ini telah tiba saatnya”.
Akhirnya, ia pergi menjauh, lalu ia bermalam pada
reruntuhan bangunan. Ternyata di samping bangunan itu ada orang-orang yang mau
lewat.
Sebagian diantara orang-orang itu berkata, “Ayo kita berangkat”.
Sebagian lagi bilang, “Jangan dulu!! Habis shubuh saja kita berangkat, karena Fudhoil
sekarang akan menghadang kita di jalan!!!”.
Mendengar perbincangan itu Fudhoil akhirnya berpikir
dan berkata dalam hatinya,
“Ya Allah... Selama ini Aku berbuat maksiat di malam
hari, sementara itu kaum muslimin di tempat ini takut kepadaku. Aku memandang
Allah tak akan menggiringku kepada mereka, kecuali pasti mereka akan gemetar
(karena takut kepadaku).
“Ya
Allah, sungguh saat ini aku bertobat kepada-Mu dan aku jadikan tobatku berupa
hidup di Baitullah”.
Setelah kejadian itu, dia pun melalui hari-harinya
dengan ketaatan kepada Allah sampai ia dikenal dengan abidul haromain (عَابِدُ الْحَرَمَيْنِ),
artinya “ahli ibadah pada dua tanah suci (Makkah dan Madinah)”
Maha suci Allah yang telah membolak-balikkan hati,
dan menganugerahkan kepada hamba-Nya hati yang lembut.
Itulah kisah seorang penyamun (perampok) jahat
berubah menjadi seorang ulama’ dan hamba yang sholeh,
Al-Imam Al-Fudhoil bin Iyadh sebagaimana yang
disebutkan oleh Al-Hafizh Adz-Dzahabiy dalam kitabnya Siyar A’lam An-Nubala’
(8/423)
Kisah ini amat ajaib, dimana Allah mengubah hati
sekeras batu menjadi hati selembut air.
Dia bertobat dengan sejujurnya di hadapan Allah
sampai Allah mewariskan kepadanya hati amat lembut dan mudah mengingat Allah.
------
Dari Ummu Salamah RA ia berkata bahwa do'a yang
kerapkali dibacakan oleh baginda Rasulullah Saw ialah doa:
يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ ثَبِّتْ قَلْبِى عَلَى دِينِكَ
Yaa
muqollibal qulub tsabbit qolbi ‘ala diinik
Artinya “Wahai
Zat yang membolak-balikkan hati teguhkanlah hatiku di atas agama-Mu” (HR.
Tirmidzi, Ahmad, Hakim)
Kandungan Do'a
Kandungan Ya Muqollibal Qulub
ini terdapat sejumlah makna antara lain :
Hati
Menjadi Tenang
Semua insan pasti menginginkan agar selalu diberikan
Ketenangan hati sebab hal itu merupakan hal yang sangat didambakan oleh semua
orang.
Sehingga dengan hati yang tenang, maka akan membuat
seorang bisa menjalan segala rutinitasnya dengan optimal dan baik.
Selain itu tentu saja hatinya akan jauh dari suatu
perasaan gelisah atau gundah gulana sebab memperoleh penjagaan dari Allah Swt.
Iman
Semakin Kuat
Inti sari dari do'a yang telah dijelaskan di atas
merupakan suatu bentuk permohonan seorang hamba kepada Tuhannya supaya selalu
tetap istiqomah di dalam iman.
Karena iman yang dimiliki oleh seorang muslim sangat
mudah berubah.
Bisa saja hari ini hidupnya seolah dikelilingi oleh
cahaya iman, namun bisa saja keesokannya cahaya iman tersebut kembali memudar.
yang diakibatkan karena banyaknya godaan yang datang dengan bertubi-tubi.
Semoga bermanfaat