Sabtu, 21 November 2020

KISAH TAUBATNYA FUDHAIL BIN IYADH

Hampir setiap malam dia mendatangi rumah-rumah yang ada di negeri itu untuk melakukan aksinya, yaitu merampok. Hingga suatu malam dia kembali melaksanakan aksinya. Kali ini ia ingin menemui seorang gadis yang selama ini ia rindukan. Di saat ia memanjat dinding untuk menemui gadis impiannya.

 

Pada saat yang bersamaan ketika dia telah berada di rumah itu, tiba-tiba dia mendengar suara lantunan Al Qur’an sedang dibacakan. Rupanya suara itu berasal dari sang pemilik rumah yang sedang berdiri bermunajat kepada Robb-nya.

 

Sang pencuri pun hanyut dengan lantunan ayat-ayat Allah yang sedang dilantunkan, hingga ketika sampai pada ayat,

 

أَلَمْ يَأْنِ لِلَّذِينَ آَمَنُوا أَنْ تَخْشَعَ قُلُوبُهُمْ لِذِكْرِ اللهِ وَمَا نَزَلَ مِنَ الْحَقِّ وَلَا يَكُونُوا كَالَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ مِنْ قَبْلُ فَطَالَ عَلَيْهِمُ الْأَمَدُ فَقَسَتْ قُلُوبُهُمْ وَكَثِيرٌ مِنْهُمْ فَاسِقُونَ (16)

 

“Belum tibakah waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk tunduk hati mereka mengingat Allah dan kepada kebenaran yang telah turun (kepada mereka), dan janganlah mereka seperti orang-orang yang sebelumnya telah diturunkan al-kitab kepadanya, kemudian berlalulah masa yang panjang atas mereka lalu hati mereka menjadi keras. Dan kebanyakan diantara mereka adalah orang-orang yang fasik.” (QS. Al-Hadid: 16)

 

Tidak terasa air matanya tiba-tiba berlinang, seakan Allah mengingatkan dirinya secara langsung melalui ayat yang ia dengarkan tadi, hingga akhirnya dia pun tersungkur jatuh.

 

Seketika badannya yang selama ini kokoh, menjadi rapuh karena mendengar ayat tadi.

 

Dia pun berkata dalam hatinya untuk menjawab pertanyaan Allah yang terdapat dalam ayat di atas,

 

“Wahai Rabb-ku, saat ini telah tiba saatnya”.

 

Akhirnya, ia pergi menjauh, lalu ia bermalam pada reruntuhan bangunan. Ternyata di samping bangunan itu ada orang-orang yang mau lewat.

 

Sebagian diantara orang-orang itu berkata, “Ayo kita berangkat”.

 

Sebagian lagi bilang, “Jangan dulu!! Habis shubuh saja kita berangkat, karena Fudhoil sekarang akan menghadang kita di jalan!!!”.

 

Mendengar perbincangan itu Fudhoil akhirnya berpikir dan berkata dalam hatinya,

 

“Ya Allah... Selama ini Aku berbuat maksiat di malam hari, sementara itu kaum muslimin di tempat ini takut kepadaku. Aku memandang Allah tak akan menggiringku kepada mereka, kecuali pasti mereka akan gemetar (karena takut kepadaku).

 

“Ya Allah, sungguh saat ini aku bertobat kepada-Mu dan aku jadikan tobatku berupa hidup di Baitullah”.

 

Setelah kejadian itu, dia pun melalui hari-harinya dengan ketaatan kepada Allah sampai ia dikenal dengan abidul haromain (عَابِدُ الْحَرَمَيْنِ), artinya “ahli ibadah pada dua tanah suci (Makkah dan Madinah)”

 

Maha suci Allah yang telah membolak-balikkan hati, dan menganugerahkan kepada hamba-Nya hati yang lembut.

 

Itulah kisah seorang penyamun (perampok) jahat berubah menjadi seorang ulama’ dan hamba yang sholeh,

 

Al-Imam Al-Fudhoil bin Iyadh sebagaimana yang disebutkan oleh Al-Hafizh Adz-Dzahabiy dalam kitabnya Siyar A’lam An-Nubala’ (8/423)

 

Kisah ini amat ajaib, dimana Allah mengubah hati sekeras batu menjadi hati selembut air.

 

Dia bertobat dengan sejujurnya di hadapan Allah sampai Allah mewariskan kepadanya hati amat lembut dan mudah mengingat Allah.

 

------

 

Dari Ummu Salamah RA ia berkata bahwa do'a yang kerapkali dibacakan oleh baginda Rasulullah Saw ialah doa:

 

يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ ثَبِّتْ قَلْبِى عَلَى دِينِكَ

 

Yaa muqollibal qulub tsabbit qolbi ‘ala diinik

 

Artinya “Wahai Zat yang membolak-balikkan hati teguhkanlah hatiku di atas agama-Mu” (HR. Tirmidzi, Ahmad, Hakim)

 

Kandungan Do'a

 

Kandungan Ya Muqollibal Qulub

ini terdapat sejumlah makna antara lain :

 

Hati Menjadi Tenang

 

Semua insan pasti menginginkan agar selalu diberikan Ketenangan hati sebab hal itu merupakan hal yang sangat didambakan oleh semua orang.

 

Sehingga dengan hati yang tenang, maka akan membuat seorang bisa menjalan segala rutinitasnya dengan optimal dan baik.

 

Selain itu tentu saja hatinya akan jauh dari suatu perasaan gelisah atau gundah gulana sebab memperoleh penjagaan dari Allah Swt.

 

Iman Semakin Kuat

 

Inti sari dari do'a yang telah dijelaskan di atas merupakan suatu bentuk permohonan seorang hamba kepada Tuhannya supaya selalu tetap istiqomah di dalam iman.

 

Karena iman yang dimiliki oleh seorang muslim sangat mudah berubah.

 

Bisa saja hari ini hidupnya seolah dikelilingi oleh cahaya iman, namun bisa saja keesokannya cahaya iman tersebut kembali memudar. yang diakibatkan karena banyaknya godaan yang datang dengan bertubi-tubi.

 

Semoga bermanfaat

1 komentar:

  1. Terimakasih banyak atas tulisannya yg sangat inspiratif dan semoga kita menjadi orang yg berhati lembut

    BalasHapus