Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Dalam
kehidupan ini, kita akan dipisahkan dengan dua hal sederhana yang menjadi keinginan
kita. Secara sederhana, manusia itu dibagi menjadi dua keinginannya yaitu ada
yang ingin mendapatkan kepuasan, ada pula yang ingin mendapatkan kebahagiaan. Setiap
pilihan dari kita ketika kita memilih diantara dua keinginan yang ada antara
kesenangan dan kebahagiaan tentunya itu akan melahirkan langkah dan melahirkan
planning yang berbeda dalam setiap kehidupan manusia.
Orang
yang hanya ingin merasakan kesenangan dan dan kepuasan, itu bisa didapatkan
dengan apa saja, tidak perlu berhati-hati, tidak perlu memilih yang halal
ataupun yang haram, tidak perlu memperhatikan petunjuk, karena sesungguhnya
kepuasan itu bisa didapatkan dengan begitu mudah. Orang tidak perlu sekolah untuk
mendapatkan kepuasan, karena sesungguhnya kepuasan itu sesuatu fatamorgana yang
dibuat sebagai ujian untuk manusia.
Zina
menawarkan kepuasan karena dia menempuh cara yang paling instan tidak perlu
repot dengan pernikahan dan tanggung jawabnya, akhirnya menawarkan kepuasan. Minuman
alkohol itu juga menawarkan kepuasan, karena dengan dia minum alkohol, maka dia
kemudian akan merasakan puas ketika dia sudah mulai candu dengan minumannya. Riba
pun menawarkan kepuasan karena kita bisa mendapatkan barang-barang secara
instan tanpa kita menikmati proses untuk bersabar padahal kita tahu apapun
barang yang sudah ditetapkan menjadi milik kita, itu akan datang kepada kita
walaupun kita tidak menyentuh dengan perkara riba, selama kita bersabar dengan
waktu yang ditentukan. Itulah yang dimaksudkan dengan kepuasan.
Orang-orang
yang tidak bersyukur, mereka selalu menawarkan kepuasan - kepuasan yang
ditawarkan kepada manusia, supaya manusia bergerak menuju kepada kepuasan. Tapi
tentunya kita paham orang yang puas belum tentu Bahagia, karena puas itu
hanyalah pada kulitnya, orang yang puas itu hanya pada wajahnya, mungkin dia
tertawa, mungkin dia tergelak-gelak di dalam ketawanya, mungkin dia tampaknya
sumringah dan setelah dia mendapatkan kepuasan - kepuasan di dalam hidupnya,
tetapi hati itu tidak memerlukan kepuasan, karena hati bukan diciptakan untuk
bersinggungan dengan kepuasan.
Hati itu part - nya membutuhkan kebahagiaan,
dan disinilah kita paham bahwasanya orang yang puas itu belum tentu dia
mendapatkan kebahagiaan. Makanya kesenangan - kesenangan yang menjadi jalan
untuk meraih kepuasan itu tidak bisa mendekatkan kebahagiaan. Kalau orang yang
puas, orang yang bersenang-senang, mereka bahagia tidak ada kisahnya seorang
artis bunuh diri, tidak ada kisahnya orang yang sedang di puncak karirnya,
mereka memakai narkoba dan mereka tidak perlu pergi ke klub ke diskotik kalau
mereka merasakan kebahagiaan. Karena mereka hanya merasakan kebebasan dari
kesenangan yang mereka umbar, itulah yang menjadikan mereka lupa bahwa hati itu
diciptakan bukan klop dengan sebuah kepuasan, hati itu mencari pasangannya, dan
pasangan hati itu adalah kebahagiaan.
Inilah
yang kemudian kita pahami tentang kesenangan dan kepuasan. Kalau kemudian
harapan kita dan keinginan kita dalam kehidupan itu bukan kepuasan dan
kesenangan, tetapi kebahagiaan. Tentunya kebahagiaan itu berbeda dengan
kepuasan dan kesenangan, kebahagiaan itu sesuatu yang sifatnya mahal, sesuatu
yang sifatnya dilalui dengan proses dan harus membaca setiap petunjuk yang
benar. Karena sesungguhnya sebagaimana mobil, kalau mobilnya ingin terawat dan
mobilnya tetap bagus walaupun sudah tiga tahun, empat tahun, ya kita harus
membaca petunjuk yang diberikan oleh pabriknya, supaya kita mampu memaksimalkan
mobil yang kita miliki.
Orang
yang ingin mencari kebahagiaan itu mereka terikat dengan petunjuk, karena
kebahagiaan itu sesuatu yang sifatnya mahal dan kebahagiaan itu tidak bisa
didapatkan kecuali dengan usaha yang keras, pengorbanan yang besar, dari setiap
keinginan kita untuk mendapatkan kebahagiaan. Dan kebahagiaan itu harus terikat
kepada sesuatu yang halal dan sesuatu yang diridhoi. Karena Bahagia itu
letaknya di hati. Tidak mungkin orang yang mengikuti petunjuk lalu mereka bahagia,
mungkin mereka puas, mereka senang, tapi belum tentu dia bahagia. Di dalam
hatinya itu pasti berontak dan hatinya meronta - ronta setiap waktunya, karena
hati itu pasangannya bukan pada kepuasan, tapi hati itu pasangannya kepada
kebahagiaan. Karena kita ingin menjadi orang yang bahagia pada kehidupan kita
di dunia yang singkat dan kehidupan kita yang selama-lamanya kelak dalam
kehidupan di akhirat.
Inilah
yang menjadikan kita harus betul – betul memahami, karena bahagia itu letaknya
di hati. Dan itu tergambar pada surat yang pertama pada ayat yang pertama surah
al-insyirah, “Bukankah kami yang melapangkan dadamu”. berarti
kebahagiaan itu ada di dalam hati kita, bahagia itu letaknya pada dada kita,
berarti inilah yang menjadikan kita harus memperhatikan Apa yang harus kita
kondisikan pada hati kita sesuai dengan petunjuk yang diberikan sesuai dengan
arahan yang diberikan dalam kehidupan kita.
Karena kita beribadah itu semata-mata kita tidak hanya shalat, tidak hanya puasa tapi salah satu diantara baiknya ibadah kita adalah bagaimana mengkondisikan hati kita betul-betul berada pada kondisi hati yang diridhoi.
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Salam Hamdallah.
Mr.Aribcc
Tidak ada komentar:
Posting Komentar