Selasa, 28 Juli 2020

HARI ARAFAH

Di dalam kitab Kanzunnajah Wassurur disebutkan, pada hari Arafah kita dianjurkan untuk membaca :

1. Surat Al Hasyr 3×
2. Surat Al Ikhlas 1000×
3. Laailaaha illallaahu wahdahu laa syariikalah ....dst 1000×
4. Lalu berdo'a

---------

Sebagaimana yang di riwayatkan dari Ibnu Abbas;

مَنْ قَرَأَ قُلْ هُوَ اللهُ اَحَدٌ اَلْفَ مَرَّةٍ يَوْمَ عَرَفَةَ أُعْطِيَ مَا سَأَلَ۞

“Barangsiapa membaca surah Al Ikhlas sebanyak seribu kali di hari Arafah, maka akan dikabulkan semua apa yang diminta.”

Syekh Al Mawardi dalam Kitab Al-Hawi Al Kabir menjelaskan :

وَيُسْتَحَبُّ أَنْ يُكْثِرَ مِنْ قِرَاءَةِ سُورَةِ الْحَشْرِ فَقَدْ رُوِيَ ذَلِكَ عَنْ عَلِيٍّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ

“Disunahkan membaca surat Al Hasyr sebanyak-banyaknya (minimal 3×) sebagaimana di riwayatkan dari Ali bin Abi Thalib tentang hal itu.”

Syekh Al Mawardi juga menjelaskan,

Di antara do'a yang sering dibaca oleh Rasulullah shallallahu alaihi wasallam di hari Arafah ialah :

لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ ۞  ١٠٠٠×

Lalu berdo'a :

اللَّهُمَّ اجْعَلْ فِي سَمْعِي نُورًا وَفِي بَصَرِي نُورًا وَفِي قَلْبِي نُورًا ۞

اللَّهُمَّ اشْرَحْ لِي صَدْرِي وَيَسِّرْ لِي أَمْرِي ۞

اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ وَسَاوِسِ الصَّدْرِ وَمِنْ سَيِّئَاتِ الْأُمُورِ وَمِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ ۞

اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا يَلِجُ فِي اللَّيْلِ وَشَرِّ مَا يَلِجُ فِي النَّهَارِ وَمِنْ شَرِّ مَا تَهُبُّ بِهِ الرِّيَاحُ، وَشَرِّ بَوَائِقِ الدَّهْرِ ۞

Semoga kita diberikan kemampuan oleh Allah untuk membacanya di hari Arafah ini

اللَّهُمَّ أَعِنِّي عَلَى ذِكْرِكَ وَشُكْرِكَ وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ ۞

Persiapan Puasa di Puncak Bulan Istimewa, Dzulhijjah


Rabu, 29/7= Puasa Tarwiyah
Kamis, 30/7 = Puasa Arafah

Pada 8 Dzulhijjah Rabu besok, kita dianjurkan untuk memperbanyak amal shaleh seperti Tasbih, Shalawat nabi dan juga puasa sunnah Tarwiyah.

Salah satu keutamaan puasa sunnah tarwiyah adalah sebagai berikut:

Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda :

صوم يوم التروية كفارة سنة وصوم يوم عرفة كفارة سنتين

Artinya, “Puasa hari Tarwiyah dapat menghapus dosa setahun.

Sedang Puasa hari Arafah dapat menghapus dosa dua tahun,” (HR Abus Syekh Al-Ishfahani dan Ibnun Najar).

Sebagian ahli hadits memang ada yang mengatakan riwayat hadits ini dha'if

Tetapi hadits-hadits shahih lain dengan jelas memperkuat anjuran amal shaleh pada 10 hari pertama Dzulhijjah.

Seperti hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari

 عن ابن عباس مرفوعا: "ما من أيام العمل الصالح أحب إلى الله فيهن من هذه الأيام" -يعني عشر ذي الحجة -قالوا: ولا الجهاد في سبيل الله؟ قال: "ولا الجهاد في سبيل الله، إلا رجلا خرج بنفسه وماله، ثم لم يرجع من ذلك بشيء

Artinya, “Dari Ibnu Abbas dalam hadits marfu'. ‘Tidak ada hari-hari di mana amal shaleh yang lebih disukai Allah swt pada hari itu daripada hari-hari ini, <maksudnya 10 hari pertama Dzulhijjah.’>

Kemudian para sahabat bertanya, ‘Bukan pula jihad, ya Rasulullah?’

Rasulullah menjawab, ‘Tidak pula berjihad di jalan Allah (perang) kecuali seorang lelaki yang keluar membawa diri dan hartanya kemudian ia pulang tanpa membawa apa-apa lagi,’" <gugur sebagai syahid> (HR Bukhari).

Dari berbagai keterangan ini, ulama dari Mazhab Syafi’i menganjurkan umat Islam untuk mengisi 10 hari pertama Dzulhijjah dengan amal shaleh, termasuk puasa sunnah tarwiyah 8 Dzulhijjah.

Tanggal 8 Dzulhijjah (Rabu besok) disebut hari Tarwiyah.

Niat Puasanya sebagai berikut;

نَوَيْتُ صَوْمَ تَرْوِيَةَ سُنَّةً لِلّٰهِ تَعَالَى

Nawaitu shouma tarwiyata sunnatan lillahi ta’ala

“Saya niat puasa sunnah Tarwiyah karena Allah Ta’ala.”

Tanggal 9 Dzulhijjah

Disebut hari Arafah
Adapun niat Puasanya sebagai berikut;

نَوَيْتُ صَوْمَ عَرَفَةَ سُنَّةً لِلّٰهِ تَعَالَى

Nawaitu shouma arafata sunnatan lillahi ta’ala

“Saya niat puasa sunah Arafah karena Allah Ta’ala.”

Semoga bermanfaat

Bolehkah memberikan daging Qurban kepada non muslim...?


Masalah ini memang termasuk masalah khilafiyah

Ada Ulama yang tidak memperbolehkan secara tegas, seperti dalam madzhab syafi'i berikut :

لَوْ ضَحَّى عَنْ غَيْرِهِ أَوْ ارْتَدَّ فَلَا يَجُوزُ لَهُ الْأَكْلُ مِنْهَا كَمَا لَا يَجُوزُ إطْعَامُ كَافِرٍ مِنْهَا مُطْلَقًا

وَيُؤْخَذُ مِنْ ذَلِكَ امْتِنَاعُ إعْطَاءِ الْفَقِيرِ وَالْمُهْدَى إلَيْهِ مِنْهَا شَيْئًا لِلْكَافِرِ , إذْ الْقَصْدُ مِنْهَا إرْفَاقُ الْمُسْلِمِينَ بِالْأَكْلِ لِأَنَّهَا ضِيَافَةُ اللَّهِ لَهُمْ فَلَمْ يَجُزْ لَهُمْ تَمْكِينُ غَيْرِهِمْ مِنْهُ

لَكِنْ فِي الْمَجْمُوعِ أَنَّ مُقْتَضَى الْمَذْهَبِ الْجَوَازُ

Artinya,

“Apabila seorang non muslim berqurban untuk orang lain (untuk orang muslim)

atau

Seorang muslim berqurban tetapi setelah Qurban ia menjadi murtad,

Maka ia tidak boleh memakan daging Qurban tersebut,

Sebagaimana tidak bolehnya (haram) memberikan daging qurban kepada orang kafir secara mutlak.

Dari sini dapat dipahami pula bahwa orang fakir atau orang kaya yang diberi daging qurban "tidak boleh memberikan sedikitpun bagiannya kepada orang kafir."

Sebab, tujuan dari Qurban adalah memberikan belas kasih kepada kaum Muslimin dengan memberi makan kepada mereka,

Karena Qurban itu sendiri adalah jamuan Allah yang ditujukan untuk kaum muslimin

Maka tidak boleh bagi mereka memberikan kepada selain kepada kaum muslimin.

Meski dalam kitab Majmu' cenderung membolehkanya (memberikan bagian nya kepada non muslim),”

(Nihayatul Muhtaj ila Syarhil Minhaj, Beirut, Darul Fikr, 1404 H/1984 M, juz VIII, halaman 141).

Pendapat yang memperbolehkan

Seperti dalam madzhab Maliki (meski dalam madzhab ini tetap menganggap makruh hukumnya memberikan daging Qurban kepada non muslim)

Seperti dalam kitab Almawahibul Jalil, Syaikh Hathab Arru’aini Almaliki mengatakan :

ونقل عن الامام مالك جواز ذلك في الاضحية وتقاس العقيقة عليها

“Dikutip dari Imam Malik tentang kebolehan memberikan daging hewan Qurban kepada non-Muslim.

Begitu juga dengan daging hewan akikah, karena disamakan kepada daging hewan Qurban.

Imam Nawawi dalam kitab Almajmu' menjelaskan bahwa dibolehkan memberikan daging hewan Qurban kepada non-muslim disini itu dengan syarat bukan hewan Qurban yang wajib dilakukan karena nazar.

Jika hewan qurban wajib, maka tidak boleh memberikan kepada non-Muslim.

Wallohu a'lam

Rabu, 22 Juli 2020

Kisah Seorang Ahli Puasa di Bulan Dzulhijjah



Dalam kitab An-Nawâdir karya Syaikh Syihabuddin Ahmad ibn Salamah al-Qalyubi diceritakan, suatu kali Abu Yusuf Ya’qub bin Yusuf bercerita tentang salah seorang sahabatnya yang unik.

Ia orang yang wara’ dan taqwa meski orang-orang mengenal karibnya itu sebagai orang fasik dan pendosa.

Sudah dua puluh tahun Abu Yusuf melakukan tawaf di sekitar Ka’bah bersamanya. Tak seperti Abu Yusuf yang berpuasa terus menerus (dawâm), sahabatnya ini sehari puasa sehari berbuka.

Memasuki 10 hari bulan Dzulhijjah, sahabat Abu Yusuf ini menunaikan puasa secara sempurna kendati ia berada di padang sahara yang tandus.

Bersama Abu Yusuf, ia masuk kota Thurthus dan menetap di sana untuk beberapa lama.

Di tempat gersang inilah, persisnya di sebuah kawasan reruntuhan bangunan, ia wafat tanpa seorang pun yang tahu kecuali Abu Yusuf.

Abu Yusuf pun keluar mencari kain kafan dan alangkah kagetnya tatkala dirinya kembali menyaksikan kerumunan orang berkunjung, mengafani, sekaligus menshalati jenazah sahabatnya tersebut di tempat yang semula tak berpenghuni.

Karena begitu ramainya, Abu Yusuf sampai tak bisa masuk lokasi reruntuhan bangunan itu.

Para pelayat menyebut-nyebut almarhum sebagai orang yang zuhud dan termasuk dari kekasih Allah (waliyyullah).

“Subhanallah, siapa yang mengumumkan kematiannya hingga orang-orang berbondong-bondong bertakziah, menshalati, dan menangisi kepergiannya?” Kata Abu Yusuf.

--------

Setelah melalui perjuangan keras, Abu Yusuf akhirnya berhasil menghampiri jenazah sahabatnya tersebut dan terperanjat saat melihat kain kafan yang tak biasa. Pada kain itu tercantum tulisan berwarna hijau:

“Inilah balasan orang yang mengutamakan ridha Allah ketimbang ridha dirinya sendiri; orang yang rindu menemui-Ku dan karenanya Aku pun rindu menemuinya.”

Selepas melaksanakan shalat jenazah dan mengebumikannya, rasa kantuk berat menghampiri Abu Yusuf hingga akhirnya ia tertidur.

Dalam mimpi inilah Abu Yusuf menyaksikan sahabatnya yang ahli puasa tersebut menunggang kuda hijau serta berpakaian hijau dengan sebuah bendera di tangannya.

Di belakangnya ada seorang pemuda tampan berbau harum.

Di belakang pemuda ini, ada dua orang tua diikuti di belakangnya lagi satu orang tua dan satu pemuda.

“Siapa mereka?” tanya Abu Yusuf.

“Pemuda tampan itu adalah Nabi kita Muhammad Saw. sedangkan dua orang tua itu adalah Abu Bakar dan Umar, sementara orang tua dan pemuda itu adalah Utsman dan Ali.

Dan akulah pemegang bendera di depan mereka,” jelas almarhum sahabatnya dalam mimpi itu.

“Hendak ke manakah mereka?” Abu Yusuf kembali bertanya.

“Mereka ingin meziarahiku,” jawab sahabatnya.

Abu Yusuf pun merasa sangat kagum, “Bagaimana kau bisa mendapatkan kemuliaan semacam ini?”

“Sebab aku memprioritaskan ridha Allah dibanding ridha diriku sendiri dan aku berpuasa pada 10 hari Dzulhijjah,” jawab sahabatnya.

Abu Yusuf pun bangun dari tidur, lalu sejak itu ia tak pernah meninggalkan amalan puasa itu hingga akhir hayat.

Anjuran memperbanyak amal shalih pada 10 hari pertama Dzulhijjah termaktub dalam beberapa hadits, salah satunya yang telah di sebutkan di atas.

Meskipun disebutkan kata “sepuluh hari”, puasa jika dimulai 1 Dzulhijjah cukup dijalankan sembilan hari.

Karena tanggal 10 Dzulhijjah (juga hari tasyriq: 11, 12, 13 Dzulhijjah) adalah hari terlarang untuk berpuasa.

Sebagaimana pendapat An-Nawawi sebagaimana dikutip Al-Mubarakfuri dalam Tuhfatul Ahwadzi bahwa yang dimaksud dengan ayyamul ‘asyr (10 hari) adalah 9 hari sejak tanggal 1 Dzulhijjah.

Wallahu ‘Alam bish Shawab

Selasa, 21 Juli 2020

Kisah Rahasia di Balik Foto Habib Sholeh Tanggul, Jember




Mengenang Haul Beliau hari ini yang ke 44

Beliau adalah Al-Imam Al-Qutub Habib Sholeh bin Muhsin Al-Hamid Tanggul, Jember.

Sosoknya sangat berwibawa, jama’ahnya jutaan, dan masyhur bukan hanya di Nusantara tapi juga di Timur Tengah.

Maqom kewaliannya sudah sampai pada tingkatan Wali Qutb, (pemimpin para wali pada masanya).

Tamunya mulai dari rakyat kecil paling pelosok desa hingga para pejabat tinggi negara, bahkan sampai Raja Arab Saudipun pernah meminta bantuannya.

Al Kisah :

Sayyid Alawi bin Abbas Al-Maliki Makkah adalah ulama’ besar yang jadi rujukan hampir semua ulama pada masanya. Beliau juga salah satu penasehat Raja Saudi. Saat itu, Raja memiliki anak cacat sejak lahir. Anak itu tidak punya lubang dubur, karena lubang duburnya ada di pinggang.

Tentu saja, sang raja sudah datang ke pengobatan dimana saja. Tapi belum membuahkan hasil yang memuaskan.

Akhirnya Sayyid Alawi menyarankan agar sang raja mengundang seorang habib yang penuh karomah dari Indonesia bernama Habib Sholeh Bin Muchsin Al-Hamid atau akrab disapa Habib Sholeh Tanggul.

Sang raja akhirnya mengirimkan utusan untuk meminta Habib Sholeh Tanggul berkenan datang ke Arab Saudi. Habib Sholeh akhirnya bersedia dan berangkat bersama utusan sang raja.

Sang raja sudah menyiapkan jamuan istimewa kepada tamunya yang dikenal keramat ini.

Sebelum bertemu langsung dengan raja, terlebih dulu Habib Sholeh ngobrol santai dengan Sayyid Alawi, baru kemudian menghadap sang raja.

Anak sang saja sudah siap duduk di kursi kebesarannya.

Maka dihampirilah anak itu kemudian ditepuk-tepuk belakangnya sambil berkata: “Bekher Ente, Bekher Ente, InsyaAllah Bekher.”

Setelah mengucapkan itu, Habib Sholeh berkata kepada Sayyid Alawi Al-Maliki: “Ayo Habib, kita pergi dari sini, Ana pingin ke tempat antum saja.”

Sang Raja Arab yang mendengar ucapan itu agaknya tersinggung dan berkata:

”Ya Habib Alawi, inikah yang antum bilang habib keramat itu, tidak ada salam tidak ada perbincangan, malah mau pergi begitu saja.”

Sayyid Alawi tetap bersikap santai dan tenang saja.

Selang beberapa saat, anak raja yang duduk di kursi tadi berteriak.

“Allahu Akbar, Allahu Akbar. Lubang yang ada di pinggang ketutup berubah ke belakang sebagaimana manusia normal Lainnya.

Oh iya, tadi belakang saya ditepuk-tepuk sama Habib Sholeh itu.”

Akhirnya sang Raja menawarkan satu peti berisi emas kepada Habib Sholeh.

“Simpan saja emasmu, Ana lebih kaya dari ente. Kalau perlu ana yang kasih ente,” jawab Habib Sholeh.

“Habib, Ana punya anak perempuan. Kalau mau putri ana, akan saya nikahkan denganmu lalu antum aku beri jabatan tinggi di sini,” kata sang raja.

“Simpan saja putri ente. Ana punya syarifah di rumah. Ana gak butuh jabatan dari Ente. Ana sudah punya jabatan dari Allah SWT.” jawab Habib Sholeh.

Mendengar pembicaraan ini, Sayyid Alawi Al-Maliki akhirnya menyarankan Habib Sholeh agar mau menerima emas tadi.

“Wahai Habib Sholeh, di Hadromaut kita punya saudara-saudara yang susah. Ambil saja dan kasihkan kepada saudara-saudara kita di sana.”

Akhirnya Habib Sholeh berkenan menerima saran Sayyid Alawi.

Kemudian hadiah itu dibagikan kepada saudara-saudara di Hadramaut.

Karena kisah ini, Habib Sholeh Tanggul di Hadramaut sana dikenal sebagai habib yang paling kaya di Indonesia karena sering membantu saudara-saudara yang ada di Hadramaut.

===========

Keajaiban dibalik foto Habib Sholeh

Ada salah satu warga yang tinggal di daerah Ampel Surabaya.

Saat itu, orangnya sangat membutuhkan biaya besar untuk kebutuhan keluarganya.

Di rumahnya terpajang foto Habib Sholeh Tanggul dan setiap ia melihat foto tersebut selalu berdo’a memohon kepada Allah dengan berkah Habib Sholeh, agar ia mendapatkan uang yang ia butuhkan untuk keluarganya.

Do’a itu dilakukannya berkali-kali.

Rupanya do'a orang ini terdengar secara batiniyah oleh Habib Sholeh Tanggul. Sampai pada suatu hari, Habib Sholeh didatangi tamu para pejabat pemerintah utusan Menteri Adam Malik.

Mereka datang dengan membawa hadiah untuk Habib Sholeh berupa sejumlah uang yang cukup banyak.

“Coba ambil uang yang kalian bawa itu sejumlah sekian juta dan serahkan kepada si fulan yang rumahnya di daerah Ampel Surabaya,” kata Habib Sholeh Tanggul.

“Atas karunia yang diberikan Allah itu, berikanlah sebagian untuknya. Hanya itu saja, selebihnya kalian bawa kembali,” lanjut Habib Sholeh.

Kemudian Habib Sholeh meminta kepada putranya, yaitu Habib Muhammad bin Sholeh Al-Hamid untuk menulis alamat dan surat untuk orang yang dituju sekitar Ampel Surabaya itu

Tidak lama kemudian, utusan Menteri Adam Malik itu bergegas menuju rumah orang yang dimaksud Habib Sholeh.

Sampai di lokasi rumahnya, mereka langsung menyerahkan sejumlah uang sebagaimana yang dimaksud Habib Sholeh.
“Ini dari Habib Sholeh Tanggul. Ini juga sekaligus ada surat dari beliau,” kata utusan itu.

Melihat dan mendengar apa yang disampaikan utusan itu, orang yang selalu berdo’a  itu menangis histeris luar biasa dan tersungkur sujud syukur kepada Allah SWT. “Alhamdulillah.. Ini berkah cucu Rasulullah,” katanya penuh bersyukur.

Orang itu kemudian penasaran dengan surat dari Habib Sholeh. Lalu dibukanya surat itu, yang berisi sebuah pesan yang mengagetkan :

“Uang inilah yang kau butuhkan sebagaimana permintaanmu kepada Allah di saat memandang gambarku,” tulis Habib Sholeh Tanggul dalam suratnya yang pendek itu.

Subhanallah…

Itulah karomah seorang kekasih Allah. Yang Kasih sayangnya kepada sesama sungguh luar biasa. Hidupnya digunakan untuk kemanfaatan umat seluas-luasnya.

Kisah ini disampaikan Al-Habib Abu Bakar bin Abdul Qadir Mauladdawilah Malang yang bersumber dari kisah putra Habib Sholeh Tanggul, yakni Habib Muhammad bin Sholeh Al-Hamid Tanggul.

Lahu Al Fatihah……

Selasa, 14 Juli 2020

KISAH SANG PENGGEMBALA



Umar bin khattab pernah suatu ketika berjalan ke Padang Pasir.

Disana ia menemui seorang Badui yang sedang mengembala kambing. Dia adalah seorang muslim, orang tersebut tidak mengenal Umar Bin Khattab.

Berkatalah Umar, hai pengembala kambing, kami musafir yang sedang membutuhkan kambing. Bagaimana kalau kambingmu kami beli?

Maka Pengembala kambing tersebut berkata, wahai  saudaraku, Aku hanya pengembala.  Ini kambing bukan punyaku, ada pemiliknya saya cuma diamanahkan saja.

Lalu Umar ingin memancing Ilmu dan iman orang ini, apakah sampai beriman tentang akhirat.  Kata Umar begini saja, kau jual kepada kami uangnya kamu ambil nanti kau bilang sama tuanmu bahwa kambingnya dimakan oleh serigala atau hilang.

Tiba - tiba pengembala kambing menangis terisak-isak sampai tidak bisa jawab.

Kata umar, kenapa kau menangis? Jelaskan!. setelah tenang baru dia mengatakan, wahai saudaraku andai saja pemilik kambing ini tidak tahu, bagaimana Tuhannya pemilik gembala itu? maksudnya  adalah Allah, maka umarpun ikut menangis.

Bagaimana orang di padang pasir, pengembala kambing, orang miskin bisa terkontrol untuk tidak mau menjual sembarangan yang bukan milik dia.

Maka keesokan harinya Umar Bin Khattab mengirim uang untuk membebaskan budak ini.

Inilah contoh bagaimana Akhirat mendorong manusia untuk menjadi lebih berprestasi dan lebih bersosial. Jika manusia tidak ada jiwa sosialnya, maka pikirannya selalu terpusat pada dunia.

Kalau saya bantu, saya dapat apa dari orang ini. Setiap orang yang dimintai pertolongan, yang paling pertama ditanya adalah bayarannya berapa? tujuannya apa? saya bisa dapat manfaat apa?

Jika manusia yang  berpikir tentang akhirat, maka target utamanya adalah ini kesempatan membantu orang  yang mau minta tolong sehingga saya akan dapat pahala dari dia, ini terget utama.

Maka target manusia yang berfokus pada akhirat akan berbeda targetnya dengan manusia yang berfokus pada dunia.


Salam Hamdallah.
Mr.Aribcc
Blog http://arisukristi.blogspot.com
IG : mr.ari.bcc
Youtube : mr.aribcc

SUAMI DAN KERIDHOANNYA


Oleh KH Maimoen Zubair.

Untuk mengenang 1 tahun wafatnya sang kiai kharismatik

Ada seorang ibu, mau cerai dari suaminya. Sebelumnya dia diskusi panjang dengan saya....

Ibu : Mbah Moen, saya sudah tidak kuat dengan suami saya. Saya mau cerai saja...

Kyai : Emangnya kenapa bu?

Ibu : Ya suami saya udah tidak ada kerjanya, ga kreatif, ga bisa jadi pemimpin untuk anak - anak. Nanti gimana anak - anak saya kalau ayahnya modelnya kayak begitu. Saya harus cari nafkah cape - cape dia santai aja di rumah.

Kyai : Oooh gitu, cuma itu aja?

Ibu : Sebenarnya masih banyak lagi, tapi ya itu mungkin sebab yg paling utama.

Kyai : Oooooh... iya... mau tahu pandangan saya gak bu?

Ibu : Boleh Mbah.

Kyai : Gini... ibarat orang punya kulkas, tapi dipakainya untuk lemari pakaian, ya akhirnya ga bakal puas dengan produk kulkas tersebut. Sudah ga muat banyak, ga ada gantungan pakaiannya, ga ada lacinya, ga bisa dikunci, malah boros listrik...

Nah... itulah kalau kita pakai produk ga sesuai fungsi. Sebagus apapun produknya kalau dipakai tidak sesuai peruntukannya ya ga akan puas.

Ibu : Mmm... trus apa hubungannya sama suami saya?

Kyai : Ya... ibu berharap banget suami ibu jalankan fungsi yang sekunder, bahkan tersier barangkali. Tapi fungsi primernya malah ga dipakai.

Ibu : Saya ga berharap lebih kok Mbah, Saya cuma pengen dia nafkahi keluarga dengan baik. Saya cuma pengen dia jadi pemimpin yang baik.

Kyai : Iya... itu mah cuma fungsi sampingan dari suami.

Sayang atuh suami cuma diharapkan jadi begitu aja. Fungsi primernya yang paling utama malah ga ibu harapkan dan ibu kejar.

Ibu : Mmmmm... memang apa fungsi primernya seorang suami?

Kasih tau gak ya...

Kyai : Fungsi primer suami ibu itu adalah untuk jadi tameng bagi dosa-dosa ibu dari neraka.

Saat ibu dapat ridho dari suami, maka... semua dosa-dosa ibu langsung dimaafkan sama Allah atas keridhoan suami ibu.

Jadi, ibu punya seorang suami duduk diem aja, itu sudah sangat manfaat untuk ibu, tinggal ibu aja gunakan fungsinya dengan maksimal.

Lakukan apapun yang terbaik yang ibu bisa lakukan untuk dapatkan ridho suami.

Dalam sebuah hadits shohih disebutkan

 “Ayyumam roatin maatat wa zaujuha ‘anha roodhin dakholatil jannah”

Yang artinya “Bila ada seorang istri meninggal dunia sedangkan suaminya ridho sepenuhnya kepadanya, maka langsung masuk syurga”

Selebihnya, itu cuma fungsi - fungsi sekunder dari suami. Kejar dulu yang utama ini.

Suami ga kerja ya ga apa - apa... yang penting sudah jadi suami ibu. Jangan lepaskan, jangan dicerai. Biarkan dia jadi tameng saja bagi neraka.

Kalau cerai, nanti ibu langsung berhadapan dengan api neraka. Dosa- dosa ibu ga ada yang menghapusnya, kecuali amalan ibu sangat spesial dan udah ga ada dosa sama sekali.
Ibu tinggal cari ridhonya suami.

Kalau memang ibu yang cari nafkah ya ndak apa - apa. Semua harta yg ibu berikan ke anak dan rumah tangga itu semuanya terhitung sedekah yang sangat mulia. Jauh lebih mulia daripada sedekah kepada anak yatim.

Ibu : kok bisa lebih mulia dari anak yatim?

Kyai : ya karen anak yatim ini bukan bagian dari hidup ibu. Memberikannya adalah sedekah yang hukumnya sunnah.

Sementara suami, sudah terikat dengan akad nikah, sudah menjadi bagian dari ibu.
Silahkan dibagi sedekah untuk orang lain dengan sedekah untuk keluarga, tapi yang untuk keluarga, itu yg lebih utama.

Ibu: Tapi... kalau suami zalim bagaimana mbah? Bahkan KDRT ke keluarga?

Kyai : Ya ndak apa - apa juga... tetap pertahankan. Karen semua perbuatan zalim akan kembali kepada yang melakukannya. Suami akan menanggung akibat KDRT yang dilakukannya. Siksaan Allah sangat pedih bagi suami yang tega menyakiti keluarganya.

Sementara... Ibu fokus aja terus cari ridhonya suami.

Pernah dengar? Istrinya Fir’aun masuk surga? Apa kurangnya coba Fir’aun melakukan KDRT?

Bukan hanya ke sang istri, Fir’aun bahkan tega membunuh bayi - bayi.

Ke istrinya Asiyah, Fir’aun menyiksanya dan bahkan membunuhnya. Sampai terakhir Asiyah diabadikan oleh Allah di dalam Al-Qur’an.

Dia tidak meminta Fir’aun di adzab. Dia hanya meminta imbalan atas kesabarannya “ya Tuhanku, bangunlah untukku sebuah rumah di sisi-Mu dalam surga dan selamatkanlah aku dari Fir’aun dan perbuatannya dan selamatkan aku dari kaum yang zalim” (66:11)

Ibu : Ya Allah... Mbah... terima kasih atas diskusinya. Lalu apa yang harus saya lakukan?

Kyai : Ibu mau ikuti saran dari saya?

Ibu : Apa itu Mbah...?

Kyai : Lakukan ini selama 7 hari saja... setiap malam, Tanyakan ke suami, “Abang, berapa persen ridhonya abang sama aku hari ini?”

Kalau dia jawab 95%... jangan tidur. Lakukan apapun untuk membuatnya menjawab sampai 100%. Mungkin dipijitin, mungkin dibuatkan makanan, kopi, hidangkan buah, apapun... sampai dia mau jawab 100%. Baru setelah dia jawab “iya, aku ridho sama kamu 100%” nah silahkan tidur....

Lakukan selama 7 hari dan rasakan kenikmatan dan kebahagiaan yang akan ibu dapatkan.

Ibu : Baik Mbah

Kyai : Semoga Allah memuliakan ibu dan suami ibu.

Ibu : Aaaamiin ya Rabb... terima kasih Mbah Moen...

***

SELANG 5 HARI BERLALU, IBU ITU DATANG KEMBALI MENGHADAP KYAI

Ibu : Mbah Moen.... ya Allah... terima kasih banyak... saya ga tahu mau ngomong apa sama Mbah Moen...

Terima kasih sudah merubah hidup saya... hanya Allah yang bisa memuliakan Mbah Moen dan keluarga...

Kyai : Alhamdulillah... gimana, saran saya, sudah dijalankan?

Ibu: Iya Mbah Moen.. dan saya rasakan saya lebih bahagia sekarang. Ini suami juga sudah mulai inisiatif cari kerjaan... walaupun belum dapat, saya sudah cukup bahagia Mbah Moen, dia mau bantuin saya nganter ke mana - mana.... ya Allah... enak banget Mbah Moen...

Kyai.: Alhamdulillah...

Ibu.: Saya mau terus lakukan saran Mbah, ga cuma 7 hari..., tapi mau saya lakukan selama - lamanya bolehkan Mbah Moen...?

Kyai.: Buoleh buanget... lakukan sampai salah satu dari ibu atau suami, dijemput malaikat dengan Husnul Khotimah...

Ibu.: Hehehe... makasiiiiih Mbah Moen...

Kyai.: Sama-sama

Catatan:
KH. Maimoen Zubair
(yang sering dipanggil Mbah Moen)
Adalah Ulama besar dan Tokoh NU dari Jawa Tengah yang wafat di kota Makkah setahun yang lalu.

Lahu al fatihah....

HIKMAH


Disebutkan dalam hadits riwayat Imam Thabrani dari Jarir bin Abdillah, dia berkata bahwa Nabi Saw bersabda;

من قرأ قل هو الله احد حين يدخل منزله نفت الفقر عن اهل ذلك المنزل والجيران

Barangsiapa membaca qul huwallahu ahad (surah Al-Ikhlas) ketika memasuki rumahnya, maka kefakiran akan hilang dari penghuni rumah tersebut dan dari tetangganya.

Dalam riwayat lain disebutkan bahwa di antara keutamaan membaca surah Al-Ikhlas saat masuk rumah adalah diberikan kelimpahan rezeki.

Diriwayatkan oleh Abu Musa Al-Madini dari Sahl bin Sa’ad, dia berkata;

شكا رجل إلى رسول الله – صلى الله عليه وسلم – الفقر وضيق المعيشة ؛ فقال له رسول الله – صلى الله عليه وسلم – : إذا دخلت البيت فسلم إن كان فيه أحد ، وإن لم يكن فيه أحد فسلم علي ، واقرأ قل هو الله أحد مرة واحدة ففعل الرجل فأدر الله عليه الرزق ، حتى أفاض على جيرانه

Ada seseorang yang mengadu kepada Rasulullah Saw mengenai kefakiran dan kesulitan ekonominya.

Kemudian Rasulullah berkata kepadanya;

“Jika kamu masuk rumah, maka ucapkanlah salam jika ada seseorang di dalamnya.

Jika tidak ada seseorang, maka ucapkanlah salam padaku

Assalamu'alaika ayyuhan nabiyyu warahmatullahi wabarakatuh,

Assalamu'alainaa wa 'alaa ibaadillaahis sholihiin

Dan bacalah qul huwallahu ahad satu kali.

Lantas ia mengerjakan (sebagaimana perintah Rasulullah Saw).

Tak lama kemudian Allah memberikan banyak rezeki kepadanya hingga melimpah kepada tetangganya".

Wallahu a'lam

HEBATNYA SEDEKAH

Alkisah:

Pada suatu hari ada seorang pengemis mengetuk pintu rumah Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam...

Pengemis itu berkata: "Ya Rasulullah saya ingin meminta sedekah."

Rasulullah bersabda:
"Wahai Aisyah berikan baju itu kepada pengemis itu".

Sayyidah Aisyah pun melaksanakan perintah Rasulullah shallallahu alaihi wasallam

Dengan hati yang sangat gembira, pengemis itu menerima pemberian beliau, dan langsung pergi ke pasar serta berseru di keramaian orang di pasar:

"Siapa yang mau membeli baju Rasulullah?"

Maka dengan cepat berkumpullah orang-orang dipasar, semua ingin membelinya.

Diantara mereka ada seseorang yang buta tapi kaya, mendengar seruan tersebut, lalu menyuruh budaknya agar membelinya dengan harga berapapun yang diminta, dan ia berkata kepada budaknya:

“Jika kamu berhasil mendapatkan baju itu, maka kamu nanti merdeka”.

Akhirnya budak itupun berhasil mendapatkannya.

Kemudian diserahkanlah baju itu pada tuannya yang buta tadi.

Alangkah gembiranya si buta tersebut...,

Dengan memegang baju Rasulullah shallallahu alaihi wasallam itu, orang buta tersebut kemudian berdo'a :

“Yaa Rabb dengan haq Rasulullah dan berkat baju yang suci ini, kembalikanlah pandanganku... ".

Maka dengan izin Allah, spontan orang tersebut dapat melihat kembali.

Keesokan harinya, ia pun pergi menghadap Rasulullah shallallahu alaihi wasallam dengan penuh gembira dan berkata:

"Wahai Rasulullah... pandanganku sudah kembali dan aku kembalikan baju anda sebagai hadiah dariku... ".

Sebelumnya orang itu menceritakan kejadiannya sehingga Rasulullah pun tertawa hingga tampak gigi gerahamnya, padahal biasanya Rasulullah jarang sekali tertawa seperti itu...

Kemudian Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda kepada Sayyidah Aisyah:

"Perhatikanlah baju itu wahai Aisyah, dengan izin dan berkahNya, ia telah mengkayakan orang yang miskin, menyembuhkan yang buta, memerdekakan budak dan kembali lagi kepada kita."