Selasa, 14 Juli 2020

SUAMI DAN KERIDHOANNYA


Oleh KH Maimoen Zubair.

Untuk mengenang 1 tahun wafatnya sang kiai kharismatik

Ada seorang ibu, mau cerai dari suaminya. Sebelumnya dia diskusi panjang dengan saya....

Ibu : Mbah Moen, saya sudah tidak kuat dengan suami saya. Saya mau cerai saja...

Kyai : Emangnya kenapa bu?

Ibu : Ya suami saya udah tidak ada kerjanya, ga kreatif, ga bisa jadi pemimpin untuk anak - anak. Nanti gimana anak - anak saya kalau ayahnya modelnya kayak begitu. Saya harus cari nafkah cape - cape dia santai aja di rumah.

Kyai : Oooh gitu, cuma itu aja?

Ibu : Sebenarnya masih banyak lagi, tapi ya itu mungkin sebab yg paling utama.

Kyai : Oooooh... iya... mau tahu pandangan saya gak bu?

Ibu : Boleh Mbah.

Kyai : Gini... ibarat orang punya kulkas, tapi dipakainya untuk lemari pakaian, ya akhirnya ga bakal puas dengan produk kulkas tersebut. Sudah ga muat banyak, ga ada gantungan pakaiannya, ga ada lacinya, ga bisa dikunci, malah boros listrik...

Nah... itulah kalau kita pakai produk ga sesuai fungsi. Sebagus apapun produknya kalau dipakai tidak sesuai peruntukannya ya ga akan puas.

Ibu : Mmm... trus apa hubungannya sama suami saya?

Kyai : Ya... ibu berharap banget suami ibu jalankan fungsi yang sekunder, bahkan tersier barangkali. Tapi fungsi primernya malah ga dipakai.

Ibu : Saya ga berharap lebih kok Mbah, Saya cuma pengen dia nafkahi keluarga dengan baik. Saya cuma pengen dia jadi pemimpin yang baik.

Kyai : Iya... itu mah cuma fungsi sampingan dari suami.

Sayang atuh suami cuma diharapkan jadi begitu aja. Fungsi primernya yang paling utama malah ga ibu harapkan dan ibu kejar.

Ibu : Mmmmm... memang apa fungsi primernya seorang suami?

Kasih tau gak ya...

Kyai : Fungsi primer suami ibu itu adalah untuk jadi tameng bagi dosa-dosa ibu dari neraka.

Saat ibu dapat ridho dari suami, maka... semua dosa-dosa ibu langsung dimaafkan sama Allah atas keridhoan suami ibu.

Jadi, ibu punya seorang suami duduk diem aja, itu sudah sangat manfaat untuk ibu, tinggal ibu aja gunakan fungsinya dengan maksimal.

Lakukan apapun yang terbaik yang ibu bisa lakukan untuk dapatkan ridho suami.

Dalam sebuah hadits shohih disebutkan

 “Ayyumam roatin maatat wa zaujuha ‘anha roodhin dakholatil jannah”

Yang artinya “Bila ada seorang istri meninggal dunia sedangkan suaminya ridho sepenuhnya kepadanya, maka langsung masuk syurga”

Selebihnya, itu cuma fungsi - fungsi sekunder dari suami. Kejar dulu yang utama ini.

Suami ga kerja ya ga apa - apa... yang penting sudah jadi suami ibu. Jangan lepaskan, jangan dicerai. Biarkan dia jadi tameng saja bagi neraka.

Kalau cerai, nanti ibu langsung berhadapan dengan api neraka. Dosa- dosa ibu ga ada yang menghapusnya, kecuali amalan ibu sangat spesial dan udah ga ada dosa sama sekali.
Ibu tinggal cari ridhonya suami.

Kalau memang ibu yang cari nafkah ya ndak apa - apa. Semua harta yg ibu berikan ke anak dan rumah tangga itu semuanya terhitung sedekah yang sangat mulia. Jauh lebih mulia daripada sedekah kepada anak yatim.

Ibu : kok bisa lebih mulia dari anak yatim?

Kyai : ya karen anak yatim ini bukan bagian dari hidup ibu. Memberikannya adalah sedekah yang hukumnya sunnah.

Sementara suami, sudah terikat dengan akad nikah, sudah menjadi bagian dari ibu.
Silahkan dibagi sedekah untuk orang lain dengan sedekah untuk keluarga, tapi yang untuk keluarga, itu yg lebih utama.

Ibu: Tapi... kalau suami zalim bagaimana mbah? Bahkan KDRT ke keluarga?

Kyai : Ya ndak apa - apa juga... tetap pertahankan. Karen semua perbuatan zalim akan kembali kepada yang melakukannya. Suami akan menanggung akibat KDRT yang dilakukannya. Siksaan Allah sangat pedih bagi suami yang tega menyakiti keluarganya.

Sementara... Ibu fokus aja terus cari ridhonya suami.

Pernah dengar? Istrinya Fir’aun masuk surga? Apa kurangnya coba Fir’aun melakukan KDRT?

Bukan hanya ke sang istri, Fir’aun bahkan tega membunuh bayi - bayi.

Ke istrinya Asiyah, Fir’aun menyiksanya dan bahkan membunuhnya. Sampai terakhir Asiyah diabadikan oleh Allah di dalam Al-Qur’an.

Dia tidak meminta Fir’aun di adzab. Dia hanya meminta imbalan atas kesabarannya “ya Tuhanku, bangunlah untukku sebuah rumah di sisi-Mu dalam surga dan selamatkanlah aku dari Fir’aun dan perbuatannya dan selamatkan aku dari kaum yang zalim” (66:11)

Ibu : Ya Allah... Mbah... terima kasih atas diskusinya. Lalu apa yang harus saya lakukan?

Kyai : Ibu mau ikuti saran dari saya?

Ibu : Apa itu Mbah...?

Kyai : Lakukan ini selama 7 hari saja... setiap malam, Tanyakan ke suami, “Abang, berapa persen ridhonya abang sama aku hari ini?”

Kalau dia jawab 95%... jangan tidur. Lakukan apapun untuk membuatnya menjawab sampai 100%. Mungkin dipijitin, mungkin dibuatkan makanan, kopi, hidangkan buah, apapun... sampai dia mau jawab 100%. Baru setelah dia jawab “iya, aku ridho sama kamu 100%” nah silahkan tidur....

Lakukan selama 7 hari dan rasakan kenikmatan dan kebahagiaan yang akan ibu dapatkan.

Ibu : Baik Mbah

Kyai : Semoga Allah memuliakan ibu dan suami ibu.

Ibu : Aaaamiin ya Rabb... terima kasih Mbah Moen...

***

SELANG 5 HARI BERLALU, IBU ITU DATANG KEMBALI MENGHADAP KYAI

Ibu : Mbah Moen.... ya Allah... terima kasih banyak... saya ga tahu mau ngomong apa sama Mbah Moen...

Terima kasih sudah merubah hidup saya... hanya Allah yang bisa memuliakan Mbah Moen dan keluarga...

Kyai : Alhamdulillah... gimana, saran saya, sudah dijalankan?

Ibu: Iya Mbah Moen.. dan saya rasakan saya lebih bahagia sekarang. Ini suami juga sudah mulai inisiatif cari kerjaan... walaupun belum dapat, saya sudah cukup bahagia Mbah Moen, dia mau bantuin saya nganter ke mana - mana.... ya Allah... enak banget Mbah Moen...

Kyai.: Alhamdulillah...

Ibu.: Saya mau terus lakukan saran Mbah, ga cuma 7 hari..., tapi mau saya lakukan selama - lamanya bolehkan Mbah Moen...?

Kyai.: Buoleh buanget... lakukan sampai salah satu dari ibu atau suami, dijemput malaikat dengan Husnul Khotimah...

Ibu.: Hehehe... makasiiiiih Mbah Moen...

Kyai.: Sama-sama

Catatan:
KH. Maimoen Zubair
(yang sering dipanggil Mbah Moen)
Adalah Ulama besar dan Tokoh NU dari Jawa Tengah yang wafat di kota Makkah setahun yang lalu.

Lahu al fatihah....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar