Minggu, 16 Agustus 2020

Darimana Warna Merah Putih Bendera Indonesia...?


LAKPESDAM NU Kota Blitar pernah mengadakan Kajian Aswaja dan Bela Negara di halaman Masjid Agung Kota Blitar, Sabtu (10/6).

 

Acara yang dimulai pada pukul 20.30 WIB mengusung tema  jika dengan mendatangkam narasumber KH Adnan Anwar (PBNU) dan Dr Ainur Rofik (Penulis buku Membongkar Proyek Khilafah).

 

KH Adnan Anwar mengatakan bahwa konsepsi NKRI itu sudah disiapkan para ulama jauh sebelum Indonesia merdeka. Hal ini dibuktikan dengan salah satu dokumen tahun 1783 hasil bahtsul masail di Masjid Baiturahman Aceh yang isinya “Jika Nusantara ini menjadi negara, maka namanya adalah Al Jumhuriyah Al Indonesia,”

 

“Saya sudah melacak berbagai dokumen dari Aceh sampai Pattani Thailand, bahkan ke perpustakaan di Berlin menemui Profesor Bastian bahwa nama Indonesia baru ditemukan oleh Barat tahun 1892. Padahal nama Indonesia sudah ada pada  tahun 1783 dan dibentuk oleh ulama-ulama di Aceh,” ungkap KH Adnan Anwar

 

KH Adnan Anwar juga menambahkan bahwa NKRI sudah sangat islami karena bangunan dan konsepsi NKRI banyak ulama terlibat di dalamnya.

 

“Habib Idrus Salim Al Jufri, pendiri Al Khairaat di Kota Palu (Sulawesi Tengah) yang juga adik kelas Hadratusy Syeikh KH Hasyim Asy'ari pernah mengatakan bahwa beliau pernah bermimpi bertemu Nabi Muhammad SAW, dalam mimpi itu Nabi Muhammad SAW berpesan bahwa nanti kalau Indonesia merdeka benderanya adalah Merah Putih,” tambahnya.

 

Bahkan Muktamar NU tahun 1937 atas pesan Habib Idrus Salim Al Jufri tersebut, Mbah Hasyim Asy'ari  mengusulkan bahwa Bendera Indonesia adalah Merah Putih dan Soekarno adalah pemimpinnya.

 

“Ulama-ulama kita sangat cinta NKRI. Bahkan Mbah Hasyim Asy'ari sendiri sering menangis ketika menyanyikan Indonesia Raya. Bahkan, pencipta lagu Padamu Negeri adalah seorang habib atau ulama.

 

Makanya jika ada yang ingin mengganti Indonesia dengan negara Islam atau khilafah, maka sesungguhnya mereka tidak belajar sejarah dan mengingkari perjuangan dari ulama-ulama Nusantara,” tandasnya.

 

**

 

Guru Tua (sebutan untuk Habib Idrus Salim Al Jufri tersebut,) memang memiliki kecintaan yang tinggi terhadap bangsa Indonesia. Hal itu pernah ditunjukkan melalui syair-syairnya.

 

Salah satu Syairnya tentang Indonesia yaitu, ketika beliau menyambut Proklamasi Kemerdekaan Indonesia:

 

إن يوم طلوعها يوم فخر ۞ عظمته الأبآء والأبنآء

 

Sungguh hari kebangkitannya ialah hari kebanggaan | orang-orang tua dan anak-anak memuliakannya

 

راية العز رفرفي في سمآء ۞ أرضها وجبالها خضرآء

 

Bendera kemuliaan berkibar di angkasa | daratan dan gunung-gunungnya menghijau

 

 كل عام يكون لليوم ذكرى ۞ يظهر الشكر فيها والثنآء

 

Tiap tahun hari itu akan menjadi peringatan | Akan muncul rasa syukur dan pujian-pujian padanya

 

يا سوكارنو حييت فينا سعيدا ۞ بالدواء منك زال عنا الدآء

 

Wahai Sukarno! Telah kau jadikan hidup kami bahagia | dengan obat darimu itu hilang sudah penyakit kami

 

أيها الرئيس المبارك فينا ۞ عندك اليوم للورى الكميآء

 

Wahai Presiden yang penuh berkah bagi kami | engkau hari ini laksana kimia bagi masyarakat

 

باليراع وبالسياسة فقتم ۞ ونصرتم بذا جائت الأنبآء

 

Dengan perantara pena dan politikmu kau unggul | telah datang berita bahwa engkau akan menang dengannya

 

لا تبالوا بأنفس وبنين ۞ في سبيل الأوطان نعم الفدآء

 

Jangan hiraukan jiwa dan anak-anak | demi tanah air alangkah indahnya tebusan itu

 

فستلقى من الرعايا قبولا ۞ وسماعا لما تقوله الرؤسآء

 

Pasti kau jumpai kepercayaan dari rakyat | dan kepatuhan pada apa yang diucapkan para pemimpin

 

واعمروا للبلاد حسا ومعنى ۞ وبرهنوا للملا أنكم أكفآء

 

Makmurkan untuk Negara pembangunan materiil dan spirituil | buktikan pada masyarakat bahwa kau mampu

 

أيد الله ملككم وكفاكم ۞ كل شر تحوكه الأعدآء

 

Semoga Allah membantu kekuasaanmu dan mencegahmu | dari kejahatan yang direncanakan musuh-musuh

 

Dulu, saat  kondisi Indonesia tengah kritis karena banyaknya pemberontakan, ia teguh. 

 

Selain itu Indonesia masih di anak tirikan, tapi baginya Republik Indonesia merupakan pilihan utama.

 

Ajakan dan bujuk rayu pemberontak ditolak mentah-mentah oleh Habib Idrus. Baginya bila ingin selamat “Tetaplah bersama pemerintah di Jakarta”.  (triknews.com/nanang)

 

 --------

 

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ ۞ الفَاتِحِ لِمَا أُغْلِقَ ۞ وَالخَاتِمِ لِمَا سَبَقَ ۞ النَاصِرِ الحَقِّ بِالحَقِّ ۞ وَالهَادِي إِلَى صِرَاطِكَ المُسْتَقِيمِ ۞ صَلَّى اللهُ عَلَيهِ وَعَلَى آلِهِ حَقَّ قَدْرِهِ وَمِقْدَارِهِ العَظِيمِ ۩

 

Dirgahayu Kemerdekaan Republik Indonesia ke 75


Tidak ada komentar:

Posting Komentar