“Dalam
hidup, kebenaran sering tersembunyi di balik kebingungan, tapi akal jernih
selalu menuntun kita ke jalan yang benar.”
Suatu hari, beberapa kawan berencana liburan ke hutan
wisata. Namun, mereka sepakat bahwa perjalanan tanpa Abu Nawas akan terasa
membosankan. Maka, mereka pergi ke rumahnya dan mengajaknya ikut serta.
Abu Nawas pun setuju, lalu mereka berangkat bersama. Setelah
menempuh perjalanan cukup jauh, tibalah mereka di sebuah pertigaan jalan yang
sepi, jauh dari perkampungan.
Namun, mereka kebingungan. Sebab, kedua jalan tampak sama,
padahal hanya satu yang menuju hutan wisata. Jika salah pilih, mereka bisa
masuk ke hutan rimba penuh binatang buas, dan itu bisa membahayakan nyawa.
Melihat situasi itu, Abu Nawas berkata:
“Bukankah lebih bijaksana bila kita meninggalkan sesuatu yang meragukan? Jika
salah pilih jalan, kita bisa mati diterkam binatang buas.”
Ucapan itu menimbulkan perdebatan. Sebagian setuju untuk
membatalkan perjalanan, namun ada juga yang tidak mau menyerah.
“Kita sudah jauh-jauh berjalan, masa harus pulang? Pasti ada solusinya!” kata
salah seorang.
Dua Saudara Kembar yang Aneh
Di tengah diskusi, seorang teman memberi usul:
“Kawan-kawan, aku mengenal dua saudara kembar yang sangat mirip, sulit
dibedakan. Tapi sifat mereka bertolak belakang. Yang satu selalu jujur, yang
satu lagi suka berbohong. Uniknya, mereka hanya mengizinkan orang bertanya satu
pertanyaan saja. Jika lebih dari itu, mereka akan marah dan mengusir.”
Abu Nawas penasaran. “Apakah kau tahu rumah mereka?”
“Tentu saja tahu,” jawab temannya.
“Baiklah, mari kita ke sana,” kata Abu Nawas.
Pertanyaan Cerdas Abu Nawas
Sesampainya di rumah si kembar, kedua saudara itu keluar dan
berkata,
“Kalian boleh bertanya satu pertanyaan saja. Setelah itu, tinggalkan rumah
kami.”
Abu Nawas pun mendekati salah satu dari mereka, lalu
membisikkan sesuatu. Si kembar itu menjawab dengan berbisik pula. Abu Nawas
tersenyum, mengucapkan terima kasih, lalu mengajak kawan-kawannya pergi.
“Ayo, kita lanjutkan perjalanan. Jalan yang benar menuju
hutan wisata adalah jalan sebelah kanan,” kata Abu Nawas mantap.
Penjelasan Abu Nawas
Kawan-kawan heran.
“Bagaimana kau bisa yakin? Kau bahkan tidak tahu apakah yang kau tanya itu si
jujur atau si pembohong.”
Abu Nawas menjelaskan:
“Tadi aku bertanya, ‘Apa yang akan dijawab saudaramu jika aku menanyakan jalan
menuju hutan wisata?’ Ia menjawab: sebelah kiri.
Jika yang kujumpai adalah si jujur, maka ia akan menjawab
kiri, karena ia tahu saudaranya pasti berbohong.
Jika yang kujumpai adalah si pembohong, maka ia juga tetap menjawab kiri,
karena ia berbohong tentang jawaban saudaranya.
Artinya, jawaban mereka pasti salah. Maka, jalan yang
benar adalah sebaliknya, yaitu sebelah kanan.”
Mendengar penjelasan itu, kawan-kawan pun kagum. Mereka
akhirnya mengikuti Abu Nawas, dan benar saja, jalan kanan membawa mereka ke
hutan wisata. Hari itu pun mereka bersenang-senang dengan selamat.
Begitulah kecerdikan Abu Nawas dalam menghadapi dua
saudara kembar yang jujur dan pembohong.
“Dusta
bisa membingungkan, tapi kebenaran selalu punya jalan keluar bagi mereka
yang tenang.”
JANGAN LUPA BERPRASANGKA BAIK
Tidak ada komentar:
Posting Komentar