“Setiap
uban adalah ayat hening yang mengajarkan makna kepulangan.”
Dalam kitab Mukasyafatul Qulub, Imam
al-Ghazali meriwayatkan sebuah kisah tentang Nabi Yakub yang akrab dengan
Malaikat Izrail, malaikat pencabut nyawa.
Suatu hari, Nabi Yakub berpesan kepada
Malaikat Izrail:
“Wahai Izrail, bila tiba waktunya engkau hendak mencabut nyawaku, tolong beri
aku tanda terlebih dahulu agar aku bersiap.”
Waktu pun berjalan. Nabi Yakub menua dan
akhirnya Malaikat Izrail datang menemuinya:
“Wahai Nabi Allah, kini saatnya aku menunaikan tugas mencabut nyawamu.”
Nabi Yakub terkejut dan berkata:
“Bukankah aku pernah meminta agar engkau memberiku tanda sebelum waktuku tiba?”
Malaikat Izrail menjawab dengan lembut:
“Wahai Nabi Allah, bukankah aku telah mengirimkan tiga tanda kepadamu?
Pertama, rambutmu yang semula hitam kini memutih.
Kedua, tubuhmu yang dahulu kuat kini mulai melemah.
Ketiga, punggungmu yang tegap kini telah membungkuk.
Semua itu adalah isyarat yang sudah lama aku sampaikan. Aku tidak pernah
mengingkari janji.”
Mendengar jawaban itu, Nabi Yakub pun
tersadar. Rambut yang memutih, tubuh yang melemah, dan punggung yang membungkuk
sesungguhnya adalah peringatan halus dari Allah agar manusia bersiap menghadapi
perjalanan selanjutnya.
Maka dari itu, usia tua adalah tanda sekaligus
panggilan agar kita selalu eling lan waspada—senantiasa ingat pada Allah
dan mempersiapkan diri untuk transisi menuju kehidupan abadi.
“Tua
bukan berarti berakhir, melainkan saatnya menyiapkan diri untuk perjalanan
paling mulia.”
JANGAN LUPA BERPRASANGKA BAIK
Tidak ada komentar:
Posting Komentar