Apabila
engkau hendak bebas, jadilah tawanan cinta. Manusia tidak mungkin hidup tanpa
orang lain. Ketika dilahirkan ke dunia, kita butuh orang lain, tapi nama
hubungan dengan orang lain yang membebaskan itu hanya cinta. Relasi yang bukan
cinta kebanyakan tidak membebaskan, tapi mengikat. Ada kewajiban-kewajiban yang
harus kamu penuhi demi relasi itu, tapi kalau relasinya namanya cinta tidak. Saat
ibumu membesarkanmu itu kan relasinya cinta, dia capek luar biasa, dia kehilangan
banyak, tapi dia bahagia luar biasa, kenapa? karena cinta padamu, tidak merasa
terikat sama sekali. Jadi kamu merasa ini yang membahagiakanku, tidak ada yang
mengikat. Padahal rasanya seperti terikat, tapi sebenarnya tidak.
Dalam
kisah Yusuf dan Zulaikha itu dikatakan, ”Jika
engkau ingin bebas, jadilah tawanan cinta. Apabila engkau menginginkan
kegembiraan bukanlah hatimu bagi penderitaan cinta.” Ini seperti paradok,
kalau kamu ingin senang masuklah ke dunia cinta yang penuh penderitaan. Itu
sebenarnya penderitaan, kalau diceritakan rasanya tragis. Tapi kamu bahagia dan
senang, kenapa? karena ada cinta disitu, gembira mungkin kamu menceritakannya
sambil berbunga-bunga. Dari anggur cinta
datang kehangatan dan pesona, tanpa cinta yang ada hanya kesusahan dan keakuan.
Jadi, orang yang hidupnya tanpa cinta isinya hanya kewajiban-kewajiban, isinya
hanya ego, kepentingan diri sendiri, dan nafsu. Itu seperti hidup yang dingin,
tidak berwarna, hidup yang hitam putih, tidak cerah.
Ingatan kepada cinta menyegarkan
hati si pecinta dan kejayaan datang kepada dia yang menjayakannya.
Yang sudah mengalami pasti merasakan, yang belum mengalami ya dibayangkan saja.
Ini adalah wilayah-wilayah yang sulit untuk dijelaskan, bagi yang sudah
mencintai pastilah mengerti. Apabila Majnun tidak minum anggur dari mangkoknya,
apakah yang membuatnya terkenal di dunia ini dan di dunia kemudian. Kalau Majnun
tidak jatuh cinta, tidak meminum anggur cinta, dan masuk ke dunia
penderitaannya cinta. Siapa yang mau cerita Qais
al majnun. Kalau Qais dulu jatuh cinta terus diterima begitu saja, terus
menikah, lalu punya anak, tidak ada yang mau cerita. Tapi justru dia jadi luar
biasa, jadi monumental ketika masuk ke ranah cinta yang susah sekali, yang
menderita sekali, yang sakit sekali. Seperti Romeo and Juliet itu pasti ada
tragedinya sehingga diceritakan dari zaman ke zaman. Banyak kisah cinta jadi
monumental kalau ketika itu sangat sengsara, sangat susah, atau ada kesusahan
cinta.
Ribuan orang berbakat cemerlang
tapi asing terhadap cinta, telah lenyap tanpa meninggalkan riwayat atau
peninggalan yang mengabadikan namanya. Jadi banyak orang
yang berbakat, tapi hidupnya tidak ada cinta disitu, hilang begitu saja dari
percaturan dunia. Engkau boleh mencoba
100 hari tapi hanya cinta yang akan membebaskanmu dari dirimu sendiri. Maka
janganlah melarikan diri dari cinta, sekalipun dari cinta dalam samaran duniawi.
Jatuh cinta sama teman sakelas,itu adalah cinta dalam samaran duniawi. Kalian
mencintai apa? itu cinta dalam samaran dunia. Tidak apa karena mungkin masih
level-level artifisial, yang penting adalah kamu belajar mencintai, lunakkan
dulu hatimu dengan cinta. Karena itu merupakan persiapan bagi kebenaran
tertinggi. Kalau tiba - tiba cinta sama Allah, mungkin agak berat. Yang bisa
dilakukan adalah belajar, hati ini diajari caranya mencintai.
Bagaimana kau akan membaca Alquran,
tanpa mempelajari abjad. Ayo latihan dulu cinta di dunia,
jatuh cinta dulu sama temannya, jatuh cinta dulu sama apa, tidak apa-apa. Itu
kan cinta dalam samaran duniawi meskipun ada batas-batasnya, tapi intinya hatimu
dilatih mencintai. Kalau tidak itu akan terasa sulit, karena orang tidak bisa memaksa
diri untuk jatuh cinta, itu tidak mudah. Kamu tiba-tiba bilang saya mau cinta
kamu. Tidak bisa, seperti kamu punya teman cantik kalau kamu tidak cinta kan
tidak bisa dipaksa. Saya harus cinta ke dia, sama Allah juga begitu tak bisa
cinta itu dipalsu bahwa kamu sholeh - sholehkan dirimu, dari mulut keluar
kalimat toyibah terus. Tidak begitu, kalau jatuh cinta tidak bisa dimanipulasi.
Karena urusannya rasa, maka latihan jatuh cinta . Hiduplah dengan alur yang
penuh cinta, nanti bathinmu terlatih mencintai.
Ada
kisah seorang pencari ilmu yang pergi ke pada seorang Arif meminta petunjuk
jalan sufi, orang tua Arif itu berkata kepadanya, “Apabila engkau belum pernah menginjak jalan cinta, pergilah jatuh
cintalah. Kemudian kembalilah menemui kami.” Seorang sufi ditemui oleh
seseorang mau baik mau menempuh jalan sufi, namun jawaban gurunya. Kamu pernah
jatuh cinta tidak? sudahlah kamu pulang dulu pergilah jatuh cintalah dulu,
berarti apa hatimu belum terlatih lembut, belum terlatih mencintai, sementara nyawanya
dunia sufi itu hati yang mencintai. Kalau kamu sudah mengerti rasanya jatuh
cinta, balik lagi ke sini untuk melakukan suluk. Hatimu sudah paham bagaimana
rasanya jatuh cinta. Rumus ini jangan dipakai alasan nanti kamu pacaran, kamu
kok hidupnya pacaran terus? ini latihan mencintai, pada akhirnya kan nanti cinta
sama Allah.