Manusia itu Mulia Karena Ilmu, dan ilmu itu bisa didapat melalui pendidikan, makanya jangan menganggap remeh pendidikan. Dunia terpenting dalam peradaban manusia adalah dunia pendidikan. Disitulah manusia tetap bisa bertahan dalam level makhluk yang paling mulia. Kita sering mendengar ungkapan “Jadilah kita manusia yang manusia”. Manusia yang manusia itu bisa ditemui di dunia pendidikan, kalau kita tidak lewat jalur pendidikan kita tidak akan bertemu ilmu, kalau kita tidak bertemu ilmu maka kemuliaan kita sebagai manusia dipertanyakan. Berbeda dengan yang bukan manusia seperti binatang itu tidak butuh ilmu, dia memakai insting.
Binatang itu apa-apa langsung bisa, langsung bisa sesuai standarnya. Seekor Ayam itu begitu lahir sudah bisa lari-lari tidak perlu belajar jalan, tidak harus merangkak dulu. Hewan sudah ada paketnya, berbeda dengan manusia. Manusia itu panjang masa belajarnya, dari lahir sampai bisa utuh lahir batinnya itu butuh waktu panjang, dan untuk menumbuhkan itu butuh yang namanya pendidikan. Itu yang membuat manusia tidak sama, kalau hewan sama semua, bebek itu sama semua, tidak ada bebek yang tidak mau aku ikut bebek yang lain, tidak ada sapi yang berontak, wah ini bulan kurban, ayo kita berontak biar tidak disembelih. Bayangkan kalau itu manusia pasti sudah perang itu masa aku disembelih terus, tapi tidak yang bisa seperti itu hanya manusia yang bekalnya ilmu, sehingga derajatnya tinggi karena ilmunya.
Hal kedua, Lahirnya Peradaban itu Karena Ilmu, jadi melahirkan masyarakat yang beradab dan beretika. Kenapa dunia ini rusak dan tidak tertib itu jawabannya mudah, karena kurang ilmu atau salah ilmu. Keliru yang dipelajari atau tidak mau belajar. Sejak dulu kita berperang terus pada masalah yang sama dan tidak pernah selesai, mungkin kita tidak belajar, ilmu kita tidak tambah-tambah, harusnya kalau ilmunya bertambah kita berubah, tapi kok tidak berubah, berarti kita tidak belajar, kita tidak berbudaya dan beretika kenapa? karena ilmunya macet, tapi semua orang sekolah, mahasiswa banyak.
Dalam setahun itu kita menghasilkan banyak sarjana di seluruh Indonesia. Jika satu kampus jumlah mahasiswanya ada 600 orang yang di wisuda dan dalam setahun ada 4 kali wisuda, berarti dalam setahun mereka menghasilkan 2400 skripsi. Kalau saja satu skripsi itu belum bisa menyumbangkan apa - apa untuk masyarakat, tapi kalau dikali 2400 itu harusnya Indonesia ini makmur dihitung dari jumlah skripsinya, kita tidak akan kehabisan teori, tidak akan kebingungan mencari jawaban dari setiap masalah. Skripsi itu isi rumusan masalah dan kesimpulan, hanya saja pengamalannya yang tidak berjalan. Jika satu skripsi bisa mempengaruhi 100 orang misalnya, ada 2400 skripsi tinggal dikalikan, dari satu kampus belum kampus – kampus besar yang lain. Indonesia harus sudah jaya hanya dari skripsi saja, tapi mungkin kita kurang menghargai ilmu, sehingga ilmu itu berhentinya hanya di perpustakaan, berhentinya levelnya hanya di buku, kamu sudah bangga luar biasa kalau ilmumu terbit jadi buku. Itu pencapaian puncak, kamu merasa itu tapi sebenarnya belum. Jasanya ilmu itu meningkatkan kualitas hidupmu dan pada saatnya nanti melahirkan masyarakat yang beradab dan beretika.
Hal yang ketiga, Ilmu itu Penting, bahkan lebih penting dan lebih utama daripada ibadah-ibadah yang sunnah. Kenapa ilmu lebih utama daripada ibadah sunnah, ibadah sunnah itu sifatnya individual hanya untuk diri sendiri, tapi kalau ilmu itu manfaatnya tidak hanya untuk pemiliknya, tapi juga untuk masyarakatnya. Membaca buku ataupun belajar itu dianggap lebih utama daripada hanya ibadah sunnah saja, misalnya kalau malam mau tahajud, kalau bisa jangan hanya tahajud saja, tapi ada belajarnya. Berfikir itu kan belajar, karena berfikir itu keutamaan biar diri ini bermanfaat, tidak hanya untuk diri sendiri, tapi juga manfaat untuk masyarakat. Jadi setiap kali kita belajar, mencari ilmu harus diniati selain mencari ridho Allah, meningkatkan kualitas hidup kita dan kualitas masyarakat kita. Dari situlah nanti akan lahir peradaban yang mulia dan beretika yang dasarnya adalah ilmu.
IG : mr.ari.bcc
Tidak ada komentar:
Posting Komentar