Ada
hal yang perlu kita perhatikan dalam hal kepemimpinan, yang pertama Umar menyatakan
wahai saudara-saudaraku, saya hanyalah salah seorang dari kalian. Jikalau tidak
karena segan menolak perintah khalifah Rasulullah yaitu Abu Bakar As Siddiq,
saya pun enggan memikul tanggung jawab ini. Umar ini memang menjadi khalifah
ditunjuk langsung oleh khalifah sebelumnya, yaitu Abu Bakar As Siddiq. Karena Beliau,
Abu Bakar pasti sangat tahu dan sangat paham kualitas seorang Umar bin Khattab.
Karena yang memerintahkannya adalah sahabat dekat yang dihormati, maka mau
tidak mau Umar menerima tawaran itu. Beliau menyatakan kalau tidak karena segan
menolak perintah khalifah Rasulullah, saya pun akan enggan memikul
tanggungjawab ini.
Kemudian
beliau melanjutkan dengan berdoa Ya Allah
saya ini orang yang keras dan kasar, maka lunakkanlah hatiku. Ya Allah saya ini
orang lemah maka berikanlah aku kekuatan. Ya Allah saya ini orang kikir, maka
jadikanlah aku seorang dermawan. Setelah menyampaikan yang pertama tadi
kemudian beliau berdoa, setelah itu beliau melanjutkan Allah telah menguji kalian dengan
saya dan menguji saya dengan kalian, sepeninggal sahabatku yaitu Abu
Bakar As-Siddiq sekarang saya yang berada di tengah-tengah kalian. Semua
persoalan yang kalian hadapi tidak lagi diwakilkan kepada orang lain selain
saya, dan tak ada yang hadir disini selain meninggalkan perbuatan terpuji dan
menetapi amanah. kalau mereka berbuat baik akan saya balas dengan kebaikan,
tetapi kalau melakukan kejahatan terimalah bencana yang akan saya timpakan
kepada mereka.
Ada
beberapa pelajaran yang kita dapatkan dari pidato awal Umar bin Khattab ini. Yang
pertama apa , kalau tidak karena segan menolak perintah khalifah Rasulullah aku
pun akan enggan memikul tanggung jawab ini. Jadi meskipun khalifah itu jabatan
tertinggi, apa yang dinyatakan oleh Umar bin Khattab itu menunjukkan bahwa umat
islam itu tidak etis kalau memperebutkan jabatan. Jabatan itu satu amanah satu
tanggung jawab yang berat. Jadi kalau tidak sangat terpaksa, itu kan bahasa
lainnya Umar kan begitu. Aku pun enggan memikul tanggung jawab seberat ini.
Jabatan sering disampaikan oleh banyak khalifah- khalifah Islam yang terkemuka
dan Mansyur itu sering diasosiasikan dengan musibah. Jadi sesuatu yang berat
yang menimpa. Kalau memikirkan diri sendiri ya lebih baik tidak usah diterima
karena itu berat dan susah, tapi kan memikirkan umat Islam secara umum,
memikirkanmu secara keseluruhan tidak untuk egonya sendiri. yang pertama itu,
jabatan adalah sebuah tanggung jawab yang tidak perlu diperebutkan lagi. Apalagi
sampai demi jabatan itu sampai permusuhan, sampai konflik, apalagi sampai
meneteskan darah, sampai memutus tali silaturahmi persaudaraan. Itu pelajaran
pertama dari pidato Umar tadi.
Pelajaran
yang ketiga adalah pelajaran bahwa pemimpin dan yang dipimpin itu sama-sama
ujian, makanya kalimatnya Umar adalah Allah menguji kalian dengan saya dan
menguji saya dengan kalian. Jadi kita punya pemimpin seperti apa ketika kita
jadi yang dipimpin, kemudian ketika kita yang memimpin. Kita punya yang
dipimpin seperti apa, anak buah kita, rakyat kita, masyarakat kita, seperti apa,
itu dua-duanya adalah ujian. Ujian apa, ya semoga aku memimpin dengan baik
sehingga dengan kebaikanku memimpin ini, Allah ridho padaku dan aku semakin
dekat dengannya, yang dipimpin juga begitu aku jadi orang yang dipimpin yang
baik, jadi rakyat yang baik, masyarakat yang baik, sehingga dengan partisipasiku
dalam kebaikan ini, kehidupan bersama semakin kondusif dan Allah ridho pada
kami. Ini cara menyikapi jikalau kita
menjadi yang memimpin atau yang dipimpin dua-duanya adalah ujian. Jangan sampai
salah, saling mengkritik boleh tapi melakukan yang negatif baik sebagai
pemimpin maupun sebagai yang dipimpin yang justru menjauhkan kita dari Allah
itu yang harus dihindari. Jangan sampai yang kita lakukan sebagai yang dipimpin
maupun sebagai yang memimpin tidak mendatangkan ridhonya Allah, tapi malah
mendatangkan murkanya Allah. Terkadang antara yang memimpin dan yang dipimpin
itu ada ketidakcocokan ada ketidaksesuaian, itu makanya namanya ujian.
Respon kita terhadap banyak ketidakcocokan dan ketidaksesuaian itu nanti yang menentukan apakah yang kita lakukan sudah cukup baik apa belum, mengundang ridhonya Allah apa tidak. Berarti pastikan apapun yang kita lakukan itu tidak melanggar nilai-nilai, norma-norma kebenaran, kebaikan. Keutamaan. Karena dua-duanya sama-sama ujian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar