Adakalanya kita ingin mendapatkan curahan ilmu dan sangat haus terhadap ilmu pengetahuan, namun saat kamu menuntut ilmu guna bersaing, mengalahkan teman sejawat, meraih simpati orang atau yang sifatnya keduniaan maka sebenarnya kamu sedang berusaha menghancurkan keyakinanmu, membinasakan dirimu dan menjual keabadian dengan dunia. Sangatlah disayangkan apabila terminal terakhir dari ilmumu hanyalah dunia, dan kalau memang tujuan dari ilmumu tadi adalah itu semua, berarti kamu juga sedang menistakan gurumu. Karena itu berarti gurumu yang telah membantumu dalam berbuat keburukan itu.
Gurumu seperti orang yang menjual
pedang bagi perompak jalanan. Jadi kalau kamu melakukan keburukan dengan ilmumu,
kamu tidak hanya sedang menghinakan dirimu saja tapi sedang menghinakan
guru-gurumu juga. Karena ilmu itu dasarnya berasal dari guru-gurumu. Jadi kalau
hari ini kamu sudah pintar dan kepintaranmu dipakai untuk menipu orang, untuk
menyusahkan orang, untuk memamerkan serta menyombongkan dirimu, itu sama saja
kamu sedang menggunakan senjata dari gurumu. Maka marilah kita menanta ulang
niat kita agar tidak melecehkan guru – guru kita.
Memanfaatkan
ilmu untuk dunia itu memang diperbolehkan, asalkan bukan merupakan terminal
terakhir. Biarkan saja nanti efeknya datang sendiri. kalau kamu pintar, sepatutnya
kamu akan terkenal dan dikenal. Jika niat
dan maksudmu dalam menuntut ilmu untuk mendapatkan petunjuk bukan sekedar
mengetahui kisah, maka berbahagialah. Mengetahui kisah itu berhenti pada
ilmu dan tidak ada kelanjutannya, padahal setiap
ilmu itu harusnya jadi petunjuk untuk menuntunmu semakin dekat dengan kebenaran.
Kalau
hanya belajar tentang kisah biasanya hanya untuk pamer dan hanya untuk tujuan keduniaan. Tidak membuka
matamu serta tidak membuatmu tercerahkan. Sesungguhnya kalau memang yang kita
cari adalah petunjuk, itulah nanti yang disebutkan tentang keutamaan ilmu. Bahwa sesungguhnya para malaikat membentangkan
sayapnya untukmu saat engkau berjalan dan ikan-ikan di laut memintakan ampunan
bagimu manakala kau berusaha. Tetapi kamu harus tahu sebelumnya bahwa petunjuk
merupakan buah daripada ilmu. Jadi prosesnya adalah kita memiliki wawasan,
memiliki ilmu, kemudian ilmu itu menjadi petunjuk atau tidak untuk hidup kita. Ilmu
itu menjadi petunjuk dan pencerahan untuk kita atau malah membuat kita jauh
dari kebenaran.
Salam
Hamdallah.
Mr.Aribcc
Blog http://arisukristi.blogspot.com
IG : mr.ari.bcc
Youtube : mr.aribcc
IG : mr.ari.bcc
Tidak ada komentar:
Posting Komentar