Pada pembelajaran hari ini kita
akan belajar bersama Bapak Ukim Komarudin dengan materi Menerbitkan
Tulisan di Penerbit Mayor. Beliau adalah seorang guru, Penulis, dan motivator.
Menulis merupakan ekspresi pribadi. Oleh karena itu, penting
memiliki tempat mencurahkan segala kegelisahan atau apapun bentuknya. Menulis
adalah sarana yang tepat. Jangan pernah merasa khawatir, terkait dengan
kualitas tulisan dan jangan juga pikirkan
masalah ragam atau apa yang menjadi trend di masyarakat. Pokoknya
menulislah, Menulis adalah kebutuhan, dengan menulis kita bisa menemukan hal lebih
tentang "diri sendiri"
Menulislah terus hingga jika tidak dilakukan, seperti ada sesuatu
yang hilang dan tak lupa juga menulis dengan jujur dan apa adanya. Misalkan
seorang guru bisa menulis terkait pelajaran, beragam kegiatan berupa proposal,
liputan kegiatan yang harus dituliskan di majalah, dan menulis buku harian. Suatu
hari nanti, tulisan-tulisan itu bisa saja dilirik orang-orang terdekat, yang
dalam hal ini teman-teman. Satu dua teman berkomentar mengenai tulisanmu.
Usahakan membuat tulisan yang emotif, membuat pembaca larut dalam
cerita, bahasa sederhana dan mudah dicerna oleh pembaca. Setelah banyak yang
sudah berkomentar positif, kemudian cobalah bukukan tulisan-tulisan itu. Dalam
menerbitkan buku terkadang kita akan menemui sesi interview, dalam kesempatan
interview itulah banyak sekali pengetahuan terkait tips dan trik menerbitkan
buku. Kita akan banyak mendapatkan pelajaran menyangkut hal-hal yang tadinya
tidak saya pikirkan.
Hal –Hal yang
perlu diperhatikan dalam menerbitkan tulisan :
1. Ada beberapa kriteria buku yang dianggap layak untuk diterbitkan.
Khususnya terkait buku mata pelajaran, biasanya mereka mencari buku: (1)
menunjukkan penggunaan pendekatan baru; (2) lebih lengkap; (3) penulisnya
memang berkualifikasi luar biasa; (4) Naskah renyah (enak dibaca); dan diutakan dari hasil penelitian lembaga-lembaga
pendidikan terbaik.
2. Dalam menulis kita harus menempatkan diri sesuai stamina dan
kecenderungan. Ada tipe sprinter, maka pilih cerpen. Kalau Marathon, pilih
novel. Menulislah secara bertahap dari lari jarak pendek karena latihan
akhirnya bisa lari jarak jauh.
3. Dalam membuat sebuah tulisan ada yang disebut, Premis (tema besar)
yang terdiri atas satu paragraf. Hebatnya, ia adalah sebuah headline yang
memegang pergerakan ide, tokoh, dan alur cerita. Penulis hebat memulai dari
itu, jika tidak memulai dari situ, kemungkinannya kalah tenaga, atau tulisan ngawur
kemana-mana.
4. Permasalahan penulis pemula sering serakah, yaitu jadi penulis sekaligus
editor. Akhirnya, tidak jadi-jadi. Baru satu bab dikoreksi dan baru lima lembar
sudah disalahkan sendiri. Tulis saja, nanti ada jurinya: diri sendiri, teman
penulis, dan akhirnya editor. Jika mereka menganggap tulisan kita tidak laku di
pasaran, tapi kita bilang itu bagus tak apa. Ada suatu masa yang dikatakan
banyak orang jelek, saat itu malah dicari dan dibenarkan orang.
5. Membaca yang banyak dan siapa saja yang disuka. Hebatnya, Tuhan
Maha kreatif dan Penyayang. Kita akan tumbuh menjadi diri sendiri tidak seperti
Tere dan lainnya. Memang ada sedikit unsur, seperti ... tapi dalam dunia
imajinasi itu sah. namanya terinspirasi.
6. Mulailah menulis dengan membaca buku-buku yang diduga akan mirip
ekspresi bentukannya seperti buku yang akan dibuat. Ketika kita datang ke
perpustakaan atau toko buku, kita membaca untuk mendapatkan inspirasi. Mulailah banyak membaca karya-karya yang bagus
yang menjadi minat.
7. Penulis yang baik adalah pembaca yang baik. Banyak-banyaklah
membaca sehingga akan mampu menulis. Himbauan menulislah setiap hari adalah hal
yang tepat, namun disertai membaca agar tulisan kita berkualitas. Rumusnya
Menulis (produktif) sumbernya adalah membaca (receptif) serta dengarkan respons
dari sekitar. Kita memang membutuhkan orang yang membuat kita menjadi lebih
baik.
8. Pada akhirnya kita akan menjadi diri kita sendiri. Termasuk dalam
hal karya. Kita akan menemukan warna, tipe, dan kekuatan sendiri dalam menulis.
Ketika ada yang memuji tulisan kita, maka di saat itulah kualitas naik ke permukaan.
Teruskan dan pupuk kekuatan itu. Sampai kalau serpihan tulisan terjatuh di
jalanan, ada seorang teman yang mengatarkan kepada kita bahwa ini tulisan milik
kita. Kita akan bertanya, "kok tahu sih ini tulisan saya?" dia kan
jawab, "Saya sudah hapal itu gaya tulisanmu."
9.
Semua tulisan ada
pagunya. Minimal itu sebagai pegangan dasar. selanjutnya
ketika kita mahir, kita mampu membuat varasi-variasi yang kita kehendaki tetapi
tetap berpegang pada pagunya.
10.
Trik
jitu agar buku pelajaran yang kita buat bisa di minati para pembaca utamanya
kaum pelajar adalah Mulailah dengan modul atau serpihan bab
sebagai pegangan siswa sendiri. Minta mereka memberikan masukan. Selanjutnya kita
bisa meningkatkannya menjadi buku sederhana tetapi hanya untuk kalangan sendiri.
Mintalah masukan kembali kepada anak-anak sampai kita merasa
yakin kalau ini layak untuk diterbitkan.
11.
Pada proses menerbitkan buku, kita
bisa datang sendiri ke penerbit atau mengirimnya lewat pos. Kemasannya: (1)
surat yang menjelaskan maksud kita; dan
(2) Naskahnya berupa print outnya. Kemudian minta
tanda terima jika mengantar langsung dan tanyakan kapan bisa mendapatkan
tanggapan. Akan
lebih baik lagi jika mendapatkan nomor kontak editornya.
12.
Interview pada proses penerbitan itu
tanda-tanda naskah kita dilirik. Berbahagialah karena diduga naskah kita
diperhitungka
karena terkadang, naskah kita
diterlantarkan oleh mereka tanpa kabar.
13.
Ada dua sistem kerjasama ke penerbit.
Pertama, naskah dibiayai hingga terbit dengan nama penulis sebagai pencipta
buku dipertahankan. Sebagai gantinya, pihak penerbit menawarkan royalty sebagai
pengahasilan penulis dengan rentang 10% s.d. 12%). Artinya, penghasilan atau
keuntungan sisanya milik penerbit.
14.
Kedua, naskah dibeli
oleh penerbit. Anda sebagai penulis tak lagi berhak mencantumkan nama karena
hak naskah sudah anda jual. Biasanya harga naskah tinggi hingga ratusan juta
rupiah.
15.
Sejumlah artikel yang
dikumpulkan berdasarkan tema. Kemudian bapak dilengkapi sesuai dengan isu
kekinian sehingga naskah itu pas dengan situasi kini bias dijadikan buku.
Kehebatan seorang penulis terletak pada ekspresinya,daya jangkau dakwah
yang lebih luas dalam menebar kebaikan serta legacy atau warisan untuk meninggalkan
jejak kebaikannya, dalam bentuk tulisan. Menulislah setiap hari, karena kita
akan menemukan kebahagiaan; dengan menulis berarti kita menciptakan sejumlah kebaikan.
Salam Hamdallah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar