Pada pembelajaran hari ini kita akan belajar bersama
Bapak Aris Ahmad Jaya DVM. MM dengan materi Mengajar Gaya Motivator. Beliau adalah motivator sekolah - sekolah unggul di Indonesia selama kurang lebih 15 tahun. Beliau adalah pendiri sekaligus CEO dilembaga ABECo SUGESTI
MOTIVATINDO yang bergerak dibidang Motivasi dan Konsultan. Pendidikan S1 di IPB, S2 di UIKA Bogor. Beliau telah mempublikasikan beberapa karya buku Best
Seller diantaranya buku 30 hari mencari jati diri, yang telah terjual lebih
dari 45.000 eksemplar, Love Touch Parenting, dan buku lainnya.
1.
Berdasarkan niat seseorang menjadi guru terbagi
dalam dua tipe yaitu :
a.
Guru betulan yaitu guru yang memang dari
awal ingin menjadi seorang pendidik, ingin mengajar dan memang dia ingin jadi
guru, guru betulan ini memang seorang guru yang diidamkan, guru yang memiliki
energi untuk mengajar, energi untuk bertemu dengan siswa, energi untuk
menularkan keilmuannya kepada anak didiknya. Guru betulan memang guru yang
diidamkan.
b.
Guru kebetulan yaitu ketika seseorang kebetulan
ada lowongan menjadi pengajar maka dia menjadi guru, kebetulan lulus dari
universitas dan sambil menunggu pekerjaan maka dia melamar menjadi guru dan
kebetulan di terima, makanya akhirnya menjadi guru, kebetulan ada yayasan orang
tua yang butuh guru sehingga mau tidak mau harus melanjutkan impian orang tua
akhirnya menjadi guru dan pendidik di yayasan itu atau kebetulan ada teman yang
mengajak daripada nganggur maka menjadi guru.
Guru
kebetulan akan menjadi salah jika kebetulannya terus – menerus dan tidak mau
belajar, namun guru kebetulan akan menjadi guru betulan ketika dia mau belajar
dan mau mengerti bahwa ini adalah bagian dari sebuah proses yang harus dihadapi
dan kadang – kadang guru kebetulan ini bisa jadi guru yang mencintai, yang
dicintai, karena dia menyadari bahwa ini bagian dari sebuah proses baik yang
harus dijalankan.Baik guru betulan maupun guru kebetulan itu tidaklah masalah,
yang jadi masalah adalah ketika dia tidak mau menerima profesinya sebagai seorang
guru.
Baik
guru betulan maupun guru kebetulan
ketika mau memberi pelajaran yang baik dan menyenangkan, menginspirasi
anak didik, mencintai ilmu yang disampaikan, maka sesungguhnya guru betulan maupun
guru kebetulan buahnya akan manis manakala dia adalah guru yang mencintai
profesinya. Apalah artinya guru betulan namun tidak mau belajar, menyampaikan
asal-asalan, dan menyesali pilihan hidupnya, karena itu marilah kita menjadi
guru yang dicintai dan dirindukan karena guru adalah kurikulum yang sesungguhnya.
Apapun yang guru berikan, murid akan mencintai manakala dia menyukai gurunya.
2.
Berdasarkan kinerjanya terdapat tiga tipe guru yaitu :
a.
Guru Nyasar
Guru
nyasar adalah guru yang tidak punya tujuan, tidak punya arah, dia guru yang
menyesatkan. Murid-murid bisa membenci pembelajaran karena gurunya sering tidak
berenergi. Murid-murid bisa membenci apapun yang disampaikan oleh guru nyasar
ini. Dia adalah seorang guru yang kehadirannya
sebenarnya menjadikan jam dinding bergerak sedemikian lambat karena
murid merasa jenuh. Guru nyasar lebih baik segera menyadari kalau memang tidak
punya energi menjadi seorang guru lebih baik mengundurkan diri daripada banyak
korban-korban yang tidak menyukai pelajaran apapun yang disampaikan.
b.
Guru Bayar
Guru
semacam ini adalah guru yang tidak konsisten, kadang ketika tanggal muda
semangat, wajah cerah, antusias karena mungkin ada finansial yang cukup karena
habis gajian dan mendapatkan uang sertifikasi, namun terkadang mukanya
sedemikian menyedihkan tidak semangat gara-gara dia merasa pekerjaan ini
bukannya pekerjaan yang menjanjikan, pekerjaan yang menyedihkan, tidak memenuhi
kebutuhan yang diinginkan. Guru bayar diharapkan segera sadar karena banyak
murid yang pada dasarnya harus mendapatkan inspirasi keilmuan, tapi mendapatkan
guru yang on off, kadang semangat dan kadang tidak, kadang bagus dan kadang
tidak. Ini akan menjadikan murid tidak mendapatkan figur yang benar-benar mampu
menginspirasinya.
c.
Guru Sadar
Guru
sadar adalah seorang guru yang kehadirannya menjadikan murid-murid mencintai
dirinya, mencintai pelajarannya, dan mencintai kehidupan, karena apapun yang
keluar dari mulut guru sadar adalah kata-kata yang mampu menyadarkan pembelajaran
menjadi menyenangkan, keilmuan menjadi mengasyikkan dan kehadiran menyenangkan.
Seorang guru yang sadar menyadari sepenuhnya bahwa profesi guru adalah profesi yang mulia. Sebuah profesi yang
mengantarkan murid - murid mendapatkan kepahaman keilmuan yang baik dan benar,
sehingga mereka mampu menghadapi permasalahan-permasalahan sesuai dengan
zamannya. Guru sadar adalah konektor kebaikan dan konektor keilmuan yang layak
dicintai yang akhirnya murid mencintai ilmu itu. Guru sadar adalah guru yang
menyadari suatu hari nanti ketika ia meninggal maka murid-murid inilah yang
akan menjadi amal jariyah ilmu yang ditinggalkan. Ia akan menjadi inspirasi
bagi orang setelahnya dan guru sadar menyadari sepenuhnya bahwa dia adalah magnet
bagi kecintaan murid- muridnya terhadap ilmu yang dibawa serta kecintaan murid-
muridnya kepada Allah SWT.
3.
Empat peran guru yang seharusya bisa diperankan
secara utuh yaitu :
a.
Mengajar
Kita
lebih fokus pada peran pertama yaitu mengajar, memindahkan keilmuan yang ada di
otak kita ke otak murid kita, memindahkan kurikulum yang ada ke pikiran murid
kita. Jadi kalau guru hanya sekedar mengajar, maka guru tersebut akan kalah
dengan metode dan pola-pola yang hari ini bisa dilakukan secara online. Mereka
bisa belajar dari YouTube bahkan sekarang sudah ada kelas-kelas online yang
memungkinkan murid bisa belajar keilmuan tanpa kehadiran guru.
b.
Mendidik
Mendidik,
tentu guru menjadi idola, teladan dan menjadi contoh. Karena guru sendiri
terdiri dari 2 suku kata yaitu digugu dan ditiru. Diharapkan ketika masuk ke
ranah mendidik, maka guru bisa memasukkan nilai-nilai ataupun norma-norma, baik
yang bisa dijalankan oleh murid kita dalam keseharian, kedisiplinan, kejujuran,
bisa dipercaya, berbagi, bekerja sama, berkomunikasi, memudahkan urusan orang
lain, menolong, dan membantu. Itulah pola-pola yang dapat dimasukkan ketika anda
mendidik. Kita bisa masuk lewat pembelajaran apapun, mungkin guru matematika
bisa mengajarkan tentang kejujuran dan kedisiplinan. Guru IPA bisa mengajarkan
tentang bagaimana mereka bersyukur ataupun bagaimana mereka mampu berinteraksi.
c.
Menginspirasi
Ternyata
guru yang mampu mendidik adalah guru yang menginspirasi, karena dari apa yang
dia didik, murid akan terinspirasi, dia akan menjadikan anda menjadi bagian
dari history dan sejarah mereka, bukan hanya sekitar bagian dari story ataupun
cerita.
d.
Menggerakkan
Guru
adalah sosok yang menginspirasi murid, ketika mampu menunjukkan energi, mampu
menunjukkan keteladanan, mampu menunjukkan bahwa kita sepenuh hati. Maka guru adalah
inspirator bagi mereka, motivator bagi mereka, dan akhirnya kita mampu menggerakan
mereka untuk mengerjakan apa yang disarankan, menggerakkan mereka menjalankan
apa yang diharapkan.
Salam Hamdallah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar