Pada pembelajaran hari ini kita akan belajar bersama
Bapak Dadang
Kadarusman dengan materi Menulis Setiap Hari dan
Menerbitkan Buku. Beliau adalah
Motivator, trainer leadership and Personal Development.
Banyak
orang mengatakan ingin sekali menulis buku tapi mereka tidak tahu bagaimana
caranya. Ada satu aspek yang perlu diperbaiki apabila ingin mempunyai hasil
karya berupa buku. Menerbitkan buku itu sangat mudah sekali, berbeda dengan 20
tahun lalu. Tantangan terbesar saat ini bukan pada menerbitkan buku, melainkan
pada menulis setiap harinya.
Jika
kita bisa menulis setiap hari, maka kita akan sampai pada titik dimana kualitas
tulisan kita akan sangat menarik bagi penerbit. Kita tidak perlu mendatangi
penerbit lagi, mereka yang datang kepada kita. Penerbit akan mendatangi kita jika
kemampuan menulis kita sudah sesuai dengan yang mereka cari.
A. Kiat – kiat agar bisa menulis
setiap hari
1.
Jangan lagi berpikir bahwa menerbitkan
buku itu sulit.
2. Kenapa kita perlu menulis setiap hari?
Karena menulis setiap hari itu membantu menjaga keselarasan antara otot-otot
tubuh juga jiwa kita. Jadi nanti kalau kita sudah terbiasa menulis. Melihat apapun,
selalu ingin menerjemahkannya ke dalam bentuk tulisan. Orang yang tidak
terbiasa menulis, bisa saja memendam perasaan atau butuh seseorang yang mau
mendengarnya padahal, belum tentu ada yang mau dengan kan?. Tapi jika dia
terbiasa menulis, maka dia selalu punya teman untuk mencurahkan perasaannya yaitu,
selembar kertas dengan pena. kalau sekarang, tinggal ambil smart phone maka kita
bisa mencurahkannya disana.
3. Menulis setiap hari itu merupakan Healing Remedy. Jadi, jika terbiasa
menulis, kita bisa menjadi pribadi yang lebih sehat. Paling tidak menulis 1
Artikel. Artikel adalah sebuah paparan yang memuat buah pikiran penulis sehingga
dapat dipahami oleh orang lain. Jadi yang terpenting dalam 1 hari itu ada karya
tulis yang "KALAU" dibaca orang lain, mereka akan memahaminya.
4. Ditahap belajar ini, sebaiknya kita
tidak terlalu baper masalah ada atau tidaknya yang membaca tulisan kita dan
kalau orang lain baca pun belum tentu feedbacknya positif. Tidak sedikit orang
yang berhenti menulis karena pembacanya memberi feedback negatif. Yang penting
menulis saja dulu, kalau tulisannya sudah memenuhi standar minimal untuk dibaca
orang, pasti akan ada yang membaca.
B. Hal – hal penting dalam Menulis
Setiap Hari dan Menerbitkan Buku
1. Kalau kita masih pemula, sebaiknya tidak
usah menerapkan terlalu banyak kriteria penerbit. Karena pemula butuh penerbit
sehingga strateginya paling mudah adalah terus mengikuti kursus menulis, lalu membaut
naskah sakaligus konsultasi terus dengan penyelangara.
2. Fokus kepada proses mengasah skill
menulisnya saja. Lalu biarkan hasil karya kita bersebaran di ruang publik.
Nanti akan ada penerbit yang datang seperti lampu yang menarik perhatian para
laron.
3. Menulis secara paksaan adalah sebuah
proses yang efektif untuk mendisiplinan seorang pembelajar yang belum memiliki
'refleks menulis' sendiri. Bahkan bagi yang sudah biasa menulispun butuh
dipaksa.
4. Dalam tahap belajar tidak perlu khawatir
soal tema dan sistematika penulisan. Pokoknya menulis saja dan tidak usah takut
salah. Bagi pembelajar, yang terpenting adalah kemauan untuk terus praktek
menulis. Lalu, bersedia mendengar masukan dari orang lain untuk perbaikannya.
5. Dalam tulisan minimal ada 1 gagasan yang
sudah sampai kepada pembaca. Dan diujung ceritanya, ada 'komitmen' untuk
melanjutkan.
6. Menggunakan jasa "GHOSTWRITER" itu bukan hal yang buruk. Tapi itu hanya cocok
untuk mereka yang hanya ingin menerbitkan buku. Jika kita kan ingin menjadi
penulis terampil, maka itu bukan opsi yang tepat.
7. Dalam proses latihan menulis, kita tidak
perlu terikat dengan target berapa jumlah kata.
8. Tidak perlu baper dengan respon orang
terhadap kualitas tulisan kita. Kita cuek tapi, harus menerima diri sendiri
sebagai orang yang baru belajar. Jadi, kalau pun tulisan kita 'tidak laku' tidak
apa-apa. Karena baru belajar, Latih terus aja, buat tulisan terus, kalau belum
berani menunjukkan tulisan itu pada orang lain, biarkan saja menjadi koleksi
pribadi. Sambil terus memperbaiki tekniknya, nanti kalau sudah ada tulisan yang
'layak' tunjukkan ke orang lain,dan pilih orang yang tidak akan bersikap
negatif.
9.
Dalam menulis sebuah buku tidak ada
keharusan menulis judul dulu atau naskah duluan
10. Jika sebuah tulisan sedikit dibaca oleh
orang lain, bukan berarti tulisannya tidak bagus. Bisa saja tempat
penayangannya yang kurang tepat. Sehingga tulisan bisa dibuat kompolasi. Kalau
ketemu audiens yang tepat, tentu akan banyak yang membacanya.
11. Menulis itu untuk diri kita sendiri,
bukan untuk orang lain. Jadi, berikanlah yang terbaik kepada tulisan kita
sendiri. Sedangkan para pembaca, adalah pihak yang ikut menikmati manfaatnya.
Dengan begitu, maka lewat tulisan kita; kita menjadi pribadi yang lebih baik
terlebih dahulu. Sambil mengajak orang lain untuk menemani perjalanan menuju
perbaikan diri itu. Mungkin bapak Ibu bertanya, kenapa kita perlu menulis
setiap hari? Seperti kata pepatah “Alah Bisa, Karena Biasa.” Jadi, orang yang
terbiasa melakukan sesuatu akan mahir dalam melakukannya kan ya. Contoh, Ibu
dan bapak guru kan suka menasihati anak didiknya agar membiasakan diri untuk
melakukan sesuatu. Tujuannya apa? Untuk membuat anak didik itu mahir
melakukannya. Demikian pula halnya dengan menulis. Jika kita melakukannya setiap
hari, maka kita akan menjadi mahir menulis.
12. Saat ini ada banyak sekali penerbit
bahkan kita bisa menerbitkan buku sendiri, sehingga kita tidak perlu khawatir.
C. Kesimpulannya dari perlunya menulis
setiap hari
1.
Seorang penerbit buku sejati, bukanlah
orang yang meminta bantuan orang lain untuk menuliskan naskah bukunya.
Melainkan orang yang memiliki kemampuan untuk menuliskan sendiri naskahnya
secara mandiri, dengan cara berkomitmen untuk tidak melewatkan 1 hari pun dalam
hidup kita TANPA MENULIS. Jadi, jika kita sungguh-sungguh ingin menjadi penulis
handal; mulai sekarang, berkomitmenlah untuk menulis setiap hari.
2. Orang bilang memulai itu sulit sekali, padahal
kita hanya perlu MEMULAI SAJA DARI SEBUAH KATA yang terlintas dalam pikiran.
Insya Allah. nanti akan mengalir dengan sendirinya.
3. Banyak orang tidak percaya diri saat menuangkan
gagasan lewat tulisan. Padahal bisa jadi seseorang sedang menanti buah pikiran
kita untuk dibacanya dengan penuh kekaguman.
4. Temukan, hal apa yang bisa membuat kita
ingin menulis. Atau apa tujuan kita menulis. Jika sudah ketemu, nanti kita akan
dengan sendirinya menulis secara produktif.
Jadi
teruslah menulis, karena dengan menulis, engkau melayani diri sendiri dan
memberi manfaat kepada orang lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar