Jumat, 08 Mei 2020

TERBITKAN BUKUMU DAN CATATKAN SEJARAH


Pada pembelajaran hari ini kita akan belajar bersama Ibu Farrah Dina, M.Sc dengan materi Terbitkan Bukumu Catatkan Sejarah. Beliau adalah seorang pendidik, pelatih guru dan penulis, beliau adalah pendiri Tangga Edu, sebuah yayasan yang bergerak di bidang pendidikan. Pendidikan S1 di IPB, S2 di State University of  New York, College at Buffalo. Beliau telah menulis 20 judul buku, berkaitan dengan pendidikan untuk guru dan orangtua serta buku - buku bergambar untuk anak.

Membaca buku sama halnya dengan berbicara bersama orang-orang bijak di masa lalu. Manusia tentunya ingin dikenang dalam mencatatkan sejarah, oleh karena itu perlu mencari tahu apa yang yang bisa kita tinggalkan. Menerbitkan buku adalah jalan untuk mengungkapkan pikiran dan perasaan hingga sepanjang masa.

          Menerbitkan buku dengan membuat buku ada dua hal yang berbeda. Membuat buku bisa dilakukan oleh siapa saja dan bahkan menerbitkan buku untuk saat ini bisa dilakukan oleh siapa saja. Akan tetapi menerbitkan buku ke penerbit-penerbit besar itu adalah sebuah akibat dari sebuah karya yang baik. Jadi jangan jadikan itu sebagai awal tujuan/rencana. Jadikan itu sebagai tantangan, namun yang terpenting adalah bagaimana buah daripada tulisan serta pikiran kita diingat sepanjang masa.

Penerbitan adalah sebagai sebuah akibat. Sebuah tulisan yang ingin diterbitkan sebenarnya sangat mudah, namun yang paling penting bagi penulis adalah hadirnya pembaca, untuk membaca tidak selalu dalam bentuk buku, bisa juga berupa tulisan di media sosial. Kalau karya itu baik dan memang dibutuhkan serta sesuai untuk menjawab pertanyaan saat ini. Faktor utamanya adalah bagaimana kita mulai membuat karya lalu mengasahnya menjadi sebuah berlian yang nantinya itu akan sangat bermanfaat bagi masyarakat.

Ada Empat Hal Pokok dalam Menerbitkan Buku yaitu :

1.     Renjana
Renjana adalah Bahasa Indonesia dari passion. Passion adalah sesuatu yang  amat sangat menarik, sesuatu yang menjadi hal-hal yang jika kita melakukannya akan terasa mudah, nyaman dan menyenangkan. Jadi mulailah dengan sesuatu yang memang sesuai dengan passion kita. Mulailah dari apa yang disukai karena dengan begitu akan mengalir kata-katanya dengan mudah dan cara paling mudah untuk kita termotivasi untuk terus menulis adalah bagaimana kita merasa sukses malakukan sesuatu. banyak sekali penulis yang berhenti di tengah jalan itu sebenarnya hal yang wajar, masalahnya lebih sering berawal dari sesuatu yang sebenarnya tidak mudah bagi dirinya yaitu sesuatu yang dipaksakan. Cara yang bisa kita lakukan adalah carilah rencananya, rencananya apa buku yang saat ini sangat dibutuhkan dan apakah bentuknya penelitian tapi kemudian bagaimana kita membuat penelitian itu menjadi sesuatu yang popular kemudian apakah bentuknya motivasi atau bentuknya keagamaan dan lain sebagainya. Tentukan rencana kita tapi jangan yang sulit, lakukan yang menurut kita paling mudah. Bagi yang suka makan buat review tentang makanan dan  yang suka baca buku buat review tentang buku.

2.     Rutin
Kunci agar kita bisa rutin itu bukan hanya rutin menulis, tapi yang lebih penting lagi adalah rutin membaca. Karena dengan rutin membaca itu menjadi sesuatu yang otomatis, sehingga kitapun akan terframe apapun yang kita lihat dan apapun yang kita alami. Kita harus mencari sebuah bahan bacaan sehingga kita akan termotivasi untuk menulis. Ketika kita membaca banyak membaca maka  akan penuh kosakata dan cerita di kepala kita. Karena dengan membaca kosakata dalam membaca tidak sama dengan kosakata lisan, jadi kosakata membaca kecenderungannya adalah berkaitan dengan kosakata menulis, namun lain halnya dengan kosakata lisan. Ketika kita mendengar kita ingin mengungkapkan kembali pembicaraan itu, tetapi ketika kita membaca kita ada keinginan untuk membuat bentuk tulisan yang lain. Sebaiknya usahakan apapun genre bukunya kita terus baca, namun jikalau tidak punya banyak waktu maka sesuaikan genre yang akan ditulis dengan genre buku yang dibaca. Kemudian kita akan rutin menulis kapanpun dan dimanapun.
Rumus daripada penulis hebat adalah mereka selalu menyiapkan waktu khusus dan tempat khusus untuk terus menulis, sehingga terframe dalam otaknya. Ketika dia berada di waktu itu dan di tempat itu, itu adalah saatnya dia untuk menulis. Jangan juga tergantung akan hal itu, akan tetapi untuk membentuk sebuah rutinitas hal tersebut dapat dilakukan. Jadi menulis itu bisa dimana saja kapan saja dan tentang apapun jadi setiap kita melihat suatu hal yang menarik, setiap kita melihat hal-hal apapun dan belum sempat menulis tapi rekam itu. Gunakan recorder pada HP karena kita harus mengumpulkan bank-bank cerita itu. Bank cerita harus detail karena pada saat kita kejadian hari ini kemudian kita baru memiliki kesempatan menulis satu bulan kemudian maka detail itu akan terlupakan oleh kita. Yang kita tulis bukan hanya yang tampak pada mata tapi seperti apa yang kita rasakan.

3.     Review
Review adalah proses yang dilakukan setelah kita punya kumpulan tulisan. Review adalah proses tersulit dan terpanjang. Saat pertama kali menulis draf, tulis semua yang ingin ditulis, tidak perlu diedit, tidak perlu dilihat nama tokohnya, tidak perlu dilihat lagi peristiwanya, scene-nya, logikanya alurnya. Tulis dulu semuanya biarkan dia mengalir kemudian di tahap reviewlah barulah kita melakukan itu semua. Kita lihat tokohnya, kita lihat detailnya, kita lihat alur berpikirnya, Itu yang dilakukan saat review. Review juga penting untuk melihat market kita. Ketika kita menuliskan penelitian, maka jangan jadikan itu menjadi semacam sebuah laporan penelitian yang kita buat untuk jurnal atau yang lainnya, tapi jadi kan itu popular. Ambil sudut pandang dimana itu menjadi sesuatu yang populer, karena ketika diterbitkan akan menjadi sesuatu yang populer, aplicable dan dekat dengan kehidupan pembaca.

4.     Ruang Bagi Pembaca
Ketika review jangan jadikan review dari kita sudah cukup. Hal terpenting adalah review dari pembaca yang dituju. Ruang bagi pembaca artinya bukan kita meminta mereka untuk membaca kemudian kita mengharapkan feddback posotif, tapi justru kita mengharapkan feedback yang negatif, artinya apa yang harus diperbaiki, yang mereka tidak suka dan yang bagi mereka sulit. Hal yang tidak menarik itu yang justru lebih penting sehingga kita kemudian memperbaiki. Walaupun ruang bagi pembaca ini jangan sampai menghilangkan jati penulis. Jadi ruang bagi pembaca itu penting bagi penulis karena seorang penulis tidak ada artinya tanpa seorang pembaca, maka hadirnya pembaca menjadi penting karena itu mempublikasikan tulisan di medsos kemudian meminta keluarga kita, anak kita untuk membaca itu adalah hal yang penting karena ada kepuasan ketika ada orang yang membaca dan itu yang membuat kita terus termotivasi.

Orang yang memendam akan kalah dengan orang yang mengungkapkan dan orang yang menunggu akan kalah dengan orang yang melakukan.

Salam Hamdallah.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar